Selama 2011 Terjadi 47 Kasus KDRT di Bantul.

Kasus KDRT saat ini konsidinya tidak semakin menurun, namun kualitasnya justru mengalami peningkatan. Terbukti selama tahun 2011 ini terjadi 47 kasus yang dilaporkan oleh masyarakat dan ditindaklanjuti oleh Tim KDRT. Walapun angka tersebut jumlahnya lebih kecil dari tahun 2010 dengan kasus sebanyak 65 kasus, namun kondisinya lebih kejam.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Forum Penghapusan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak (FPK2PA) Kabupaten Bantul. Dra. Sutatik saat memimpin Rapat Rutin Tim FPK2PA Triwulan III TA 2011 berlangsung di Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, Selasa (15/11).

Lebih lanjut Tatik menguraikan bahwa dari 47 kasus KDRT terdiri dari 16 kasus kekerasan perkosaan, 12 kasus kekerasan fisik, 6 kasus kekerasan pencabulan, 6 kasus kekerasan penelantaran dan 7 kasus kekerasan psykis. Sedangkan kecamatan yang paling banyak terjadi kasus KDRT diantaranya kecamatan Bantul, Sewon dan Kasihan.

"Dengan lebih kejamnya kasus KDRT di Bantul saat ini kami mohon kepada PLKB untuk melakukan koordinasi dengan sungguh-sungguh untuk selanjutnya dapat diatasi dengan sebaik-baiknya serta dapat difasilitasi dengan maksimal khususnya terkait dengan biaya visum untuk korbanya." ujar Sutatik.

Dalam penanganan korban KDRT di wilayah kecamatan se Kabupaten Bantul ini, tambah Sutatik, FPK2PA Kabupaten Bantul yang terdiri dari unsur dinas dan instansi dan PLKB kecamatan tidak mampu melakukan sendirian, namun menggandeng LSM di Yogyakarta diantaranya Rifka Anisa dan Lembaga Perlindungan Anak Yogyakarta yang melakukan pendampingan terhadap korban KDRT.

"Korban KDRT sangat membutuhkan pendampingan karena mereka kebanyakan mengalami syndrom PCT atau trauma psykis yang luar biasa yang sangat memerlukan pendampingan demi pemulihan dari trauma yang alaminya." terang Tatik.

Menurut hasil survey BKKBN Propinsi DIY, kata Sari dari LSM Perlindungan Anak, mengatakan bahwa survey menunjukkan anak-anak yang kelihatan baik dan santun diantaranya banyak yang sudah melakukan seks bebas baik dengan pacarnya, teman bahkan dengan lelaki hidung belang dengan imbalan dibelikan pulsa sepuluh ribuaan.

"Kenyataan ini sangat mengagetkan kita terutama sebagai orang tua yang juga mempunyai anak remaja yang masih labil jiwanya serta rawan terhadap pengaruh buruk kelakuan teman sekolah maupun teman mainnya yang berperilaku salah seperti itu. Tentunya sebagai orang tua, saat ini harus lebih waspada terhadap pergaulan anak-anak kita serta berusaha memberikan bimbingan sebaik mungkin demi selamatnya anak kita dari pergaulan bebas." tandas Sari.

Sari menambahkan bahwa lembaganya akan mengadakan workshop akibat tindak KDRT dan pendampingan korban KDRT di tingkat kecamatan se Kabupaten Bantul.

Sementara Indri dari Kejaksaan Negeri Bantul salah satu jaksa yang sering mendampingi korban KDRT di Bantul menyampaikan bahwa kasus KDRT yang ditanganinya sering memposisikan korban terpojokkan, padahal sebagai korban sudah mengalami trauma yang luar biasa ditambah tuduhan dari tim pembela pelaku yang memojokkan korban, sehingga korban semakin mengalami stres yang lebih parah.

Sari juga menyampaikan bahwa ada beberapa murid di salah satu SMP negeri yang sudah dipinang lelaki dan mereka sudah tidur serumah, sehingga guru BK di sekolah tersebut sangat menyayangkan karena muridnya banyak yang sudah tidak bersemangat untuk belajar giat karena segera ingin menikah.

Pada sesi terahir dari masing-masing kecamatan melaporkan kejadian KDRT di wilayahnya, diantaranya ada beberapa kecamatan yang terjaadi beberapa kasus dan ada beberapa kecamatan yang kasusnya nihil atau tidak dilaporkan oleh masyarakat.

Saat ini masih banyak yang menjadi persoalan tambahan diantaranya siswa sekolah yang menjadi korban KDRT ditolak sekolahnya dan sudah tak aman hidup di keluarganya harus ada lembaga yang mau menerima dan membiayai kelanjutan belajarnya hingga lulus. Karena di Kabupaten Gunung Kidul misalnya sudah ada pondok pesantren yang mau menerima korban KDRT yang memerlukan bimbingan serta masih melanjutkan belajarnya hingga lulus. Agar nantinya dapat hidup dengan mandiri tanpa membebani orang lain dan keluarganya. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :