Kabupaten Kami yang masih muda merupakan hasil pemekaran Kabupaten Kapuas masih perlu belajar banyak di berbagai bidang, maka kami bersilaturahmi ke Pemerintah Kabupaten Bantul ini salah satu tujuannya adalah untuk lebih menambah wawasan kami khususnya di bidang pengelolaan sampah dan bidang kerajinan. "Apalagi kami mempunyai hasil rotan yang melimpah yang belum dapat dibuat menjadi barang kerajinan secara maksimal, maka kami membutuhkan sauatu pertukaran hasil bumi dengan barang jadi dari lain daerah seperti Bantul yang mempunyai tenaga terampil dibidang kerajinan," terang ketua rombongan tamu Abdurrahman Amor, MM. M Si.
Daerah kami luasnya sekitar satu setengah Pulau Jawa dengan penduduk sekitar 130 ribu jiwa, tambah Abdurrahman, makanya kami masih membutuhkan banyak tenaga kerja untuk dapat mengelola lahan yang saat ini masih tidur. Beberapa waktu ini kami bekerja sama dengan beberapa daerah di Jawa untuk mengirimkan transmigran yang telah kami siapkan lahannya beserta fasilitasnya agar dapat mengolah lahan di daerah kami menjadi lahan produktif.
Sementara Drs. Sulistiyanto M Pd. Dalam sambutannya menerangkan bahwa sekitar 18 persen warga Bantul menggantungkan hidupnya dari sektor kerajinan, dan ekspor kerajinan DIY sekitar 80 persen berasal dari Bantul. "Untuk pasar tradisional yang berjumlah sekitar 27 buah, secara bertahap di renovasi dengan lebih baik serta manajemennya ditingkatkan untuk dapat menarik pembeli sebanyak-banyaknya, karena Pemkab Bantul melarang berdirinya mall atau pasar modern yang dikhawatirkan akan menggusur pasar tradisional, karena sekitar 40 persen warga Bantul sebagai pedagang pasar tersebut," terang Sulistiyono. Usai acara tamu melanjutkan perjalanan menuju sentra kerajinan Kasongan dan PSG Bantul. (Sit)