Festival Kesenian Tradisional Karawitan di Bantul diikuti oleh 17 Group

Festival kesenian tradisional karawitan di Kabupaten Bantul tahun 2011 ini diikuti oleh 17 group karawitan mewakili 17 kecamatan se Kabupaten Bantul. Dari 17 group peserta lomba tersebut nantinya akan diambil 6 group nominasi.

Hal diatas disampaikan Kabid. Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Drs. Walqodri, M Si saat menyampaikan laporan panitia penyelenggara pada Pembukaan Festifal Kesenian Tradisional Tingkat Kabupaten Bantul Tahun 2011 di Pendopo Parasamya, selasa (29/11).

Menurut Walqodri lomba atau festival kesenian tradisional karawitan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan jawa khususnya kesenian karawitan, karena DIY menjadi penyangga kebudayaan nasional dan Bantul merupakan penyangga kebudayaan di DIY.

Dari peserta 17 group ini, tambah Walqodri, setiap group membutuhkan waktu sekitar 30 menit, makanya festival ini kami adakan selama dua hari, tanggal 29 s.d 30 Nopember 2011. "Dari festival ini nanti selain akan kami pilih 6 group nominasi juga akan kami pilih pesinden pinunjul, penggender, pembonang dan pengrebab pinunjul. Sedangkan yang meanjadi temabng wajib dalam festival adalah tembang Projotamnsari dan lagu yang lain merupakan tembang pilihan bebas." terang Walqodri.

Sementara sambutan Bupati Bantul yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Drs. Bambang Legowo, M Si. mengatakan bahwa Seni gamelan mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia, sebab gamelan jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh pendahulu kita dan masih banyak yang menggemari serta menekuninya.

"Namun ketika kita berbicara kesenaian karawitan, ada rasa keprihatinan, karena bagi generasi muda saat ini, mengatakan bahwa seni karawitan adalah seni musik kuno, aneh, ketinggalan zaman, musik bagi orang tua, pengantar tidur, merupakan musik yang kurang gairah dan sebagainya. Bahkan kedudukan seni gamelan saat ini bagaikan orang asing di negeri sendiri." jelas Bupati.

Untuk itu, tambah Bupati, kami berharap harus ada generasi yang mau berjuang melestarikan kesenian karawitan dengan melibatkan generasi muda agar kesenian karawitan menjadi kebudayaan yang dicintai masyarakat Indonesia juga masyarakat internasional.

"Kami merasa ada secercah harapan, karena saat ini seni karawitan mulai dimasukan kedalam kurikulum sekolah yang masuk dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok), sehingga kedepan generasi muda kita akan dapat lebih menguasai kekayaan seni budaya berupa karawitan yang tidak kalah dengan arang aasing pecinta seni karawitan kita. Karena saat ini telah banyak lembaga pendidikan di luar negeri seperti di Amerika, Australia dan yang lainnya sangat mengagumi kesenian karawitan dan berminat mendatangkan perangkat gamelan beserta para guru kesenian dari negara kita untuk mengajarinya." kata Bambang. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :