Permainan Tradisonal Mulai Dilupakan Generasi Muda

Permainan tradisional yang dimiliki Indonesia penuh dengan nilai budaya luhur. Namun hasil karya bangsa tersebut sudah mulai banyak ditinggalkan generasi muda, hal ini dikarenakan serbuan permainan modern yang banyak disediakan di toko-toko permainan dan ditawarkan di televisi, demikian disampaikan Wakil Bupati Bantul Drs. Sumarno, Prs. saat membuka lomba permainan tardisional, Minggu (8/12) di Lapangan Trirenggo Bantul.

Lebih lanjut dikatakan permainan tradisional sebenarnya lebih punya nilai secara budaya dalam membentuk kepribadian dan menyehatkan. Permainan ini kebanyakan dilakukan di luar rumah dengan melibatkan banyak anak, sehingga dari situ akan muncul rasa kebersamaan, adu strategi, saling membantu dan tidak ada kesan membunuh. Sementara permainan modern banyak dihiasi perang, perkelaihan yang diseting untuk membunuh lawan sehingga membentuk karakter anak jadi galak dan suka berkelahi. Dalam hal ini semua pihak perlu mensikapi dengan bijak namun dengan tindakan nyata bukan hanya keprihatinanan karena tidak akan ada artinya.

Sementara Ketua Panitia Siswahyudi, S.Pd. dari Ludica Fondution dalam laporannya mengatakan Olah raga tradisonal yang makin terancam kepunahan perlu segera ada tindakan penyelamatan. Hal itu bisa dilakukan dengan mengadakan lomba permainan baik tingkat kabupaten maupun nasional.

Lomba dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda tersebut diikuti 1000 orang dengan tiga jenis lomba yakni Egrang 200 peserta, teklek 300 peserta dan boy 500 peserta. Untuk lomba boy dan teklek bersifat kelompok sedang egrang perorangan.

Dalam even tersebut juga melibatkan Kementrian Pemuda dan Olah raga, Pemkab Bantul, Kantor Pora Bantul dan Ludica Foundition (dib)

Berbagi:

Pos Terbaru :