Di Bantul ada 70 orang pengidap HIV Aids

Sebagai bentuk perhatian terhadap keselamatan masyarakat dari serangan Virus HIV AIDS, KPA (Komisi Penanggulangan Aids) Kab. Bantul adakan talk show yang bertema HIV AIDS dan Pagelaran Seni Budaya dengan nara sumber LSM Penggiat HIV Aids, Kamis (22/12) di Rumah Budaya Tembi Sewon Bantul.

Menurut Sekretaris KPA Bantul Ir. Marsudi Hadiwiyanto, di Kabupaten Bantul sampai saat ini yang tercatat di KPA ada 70 orang pengidap Aids yang rata berumur 20 30 tahun. Kalau melihat usia penderita maka bisa diperkirakan mereka terjangkit waktu umur 15-20 tahun.

Kalau melihat usia penderita, maka pasien terjangkit sewaktu duduk di bangku kelas tiga SMP sampai lulus SMA, karena setelah terjangkit baru lima sampai sepuluh tahun kemudian terdeteksi jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan acara talk show tentang Aids tersebut diharapkan semakin menumbuhkan semangat kita untuk ikut berperan aktif dalam menanggulangi penyebaran virus dan menumbuhkan empati terhadap saudara kita yang telah terpapar. Disamping itu juga bersamaan dengan peringatan Hari Aids Se-Dunia (HAS) yang senantiasa kita peringati setiap tahun. Peserta yang kita undang sebanyak 170 orang dari berbagai kantor dinas yang berkepentingan dengan penanggulangan Aids dan juga 30 orang dari masyarakat umum.

Sebenarnya ada tiga pilar penting yang pegang peranan dalam hal ini yakni Dinas Kesehatan, KPA dan Lembaga Agama (NU). KPA sebagai koordinator, Dinkes menjelaskan secara medis dan pengobatan, NU penyuluhan dari sudut agama imbuhnya.

KPA sendiri secara rutin telah mengadakan penyuluhan tentang Aids tiap bulan sekali di lokasi wisata yakni Parangtritis dan Samas yang biasanya menjadi pusat penyebaran virus HIV. Sementara untuk penyuluhan yang setingkat kabupaten diadakan setiap tahun sekali dengan menggandeng pihak ketiga yang peduli dengan penanggulangan Aids. Tiga kecamatan yang mengindikasikan banyak masyarakatnya terinfeksi HIV yakni Kretek, Bambanglipuro dan Kasihan.

Marsudi berharap kepada masyarakat hati-hati dengan virus tersebut karena sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Hal yang paling aman dengan menghindari berhubungan sek dengan ganti-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik berulang-ulang bagi petugas kesehatan dan budaya hidup bersih selalu digalakkan. (Mw)

Berbagi:

Pos Terbaru :