Komisi D DPRD Kabupaten Pemalang Berkunjung di Kabupaten Bantul

Sebanyak 15 orang terdiri dari anggota komisi D DPRD dan staf Sekretaris Dewan Kabupaten Pemalang berkunjung di Kabupaten Bantul dalam rangka studi banding dibidang PAD. Kedatangannya diterima oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bantul Drs. Suyoto HS, MSi. MMA. didampingi oleh ketua Komisi D DPRD dan perwakilan dari SKPD terkait bertempat di lantai I Gedung Induk Komplek Parasamya Bantul, Selasa (1/5).

Ketua rombongan tamu yang juga ketua pansus Ujianto dalam sambutannya menyampaikan bahwa kedatangannya dalam rangka studi banding bidang PAD antara Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Bantul. "Karena selama ini kami dengar Kabupaten Bantul yang wilayahnya lebih sempit dari pada Kabupaten Pemalang, namun potensinya lebih bagus." kata Ujianto.

Kabupaten Pemalang yang terletak di berbatasan langsung dengan laut utara Pulau Jawa tersebut luasnya lebih dari 1000 km2, berpenduduk 1,3 juta jiwa dari 11 kecamatan dan 211 kelurahan mempunyai PAD pada tahun 2011 sekitar 1,53 T, dengan jumlah PNS sekitar 13 ribu orang. "Sebagai andalan PAD kamai berasal dari RSU dan Widuri Water Park (WWP) yang merupakaan dari retribusi langsung." tambah Ujianto.

Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bantul Drs. Suyoto HS, MSc, MMA dalam sambutannya mengatakan bahwa pada saat ini para pemimpinnya dipegang oleh kaum perempuan-perempuan hebat. Diantaranya Bupati, ketua DPRD, Kapolres, Kajari dan beberapa kepala SKPD, camat dan lurah di Kabupaten Bantul dijabat oleh kaum perempuan. Hal ini menunjukkan bukti emansipasi wanit berkat perjuangan wanita Indonesia RA Kartini.

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Bantul menggantungan hasil pertanian yang berjumlah sekitar 40 persen, sedangkan pengrajin 18 persen dan hidup dari pasar tradisional 40 persen. Maka dari itu pemerintah Kab. Bantul melarang berdirinya mall, karena akan mematikan pedagang kecil yang tersebar di hampir setiap sudut kampung dan di pasar tradisional. "Dengan komitmen pemerintah Bantul untuk melarang berdirinta mall, maka pasar tradisional dibangun dengan lebih modern dan bersih agar masyarakat berduyun-duyun berbelanja ke pasar untuk menghidupkan pasar tradisional dan meningkatkan kesejahteraan para pedagangnya, karena rezekinya tidak terserobot oleh pedagang besar seperti pemilik mall." terang Suyoto.

Pada acara penerimaan kunjungan tamu diserahkan pula cendera mata dari keduanya dan dilanjutkan dengan diskusi. (sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :