Saat Ini Siswa Sekolah Lebih Paham Bahasa Asing dari pada Bahasa Indonesia

Diera Kemajuan Tehnologi Informasi (TI) yang menuntut para siswa bisa mengoperasikan tehnologi internet dan yang lainnya, anak sekolah terutama siswa SMP-SMA berusaha paham akan bahasa internet yang menggunakan bahasa Inggris .

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Yogyakarta Drs Tirto Suwondo, M. Hum. saat menyampaikan sambutannya pada acara Sosialisasi Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Jawa di Gedung Induk Lantai III Komplek Parasamya, Rabu (2/10).

"Secara tidak disadari hal ini mempengaruhi minat mereka terhadap bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional kita yang wajib digunakan untuk berkomunikasi di semua lembaga pemerintah maupun suasta di seluruh Indonesia". terang Tirto.

Sebenarnya pembinaan bahasa nasional kita sangatlah penting, karena fakta sudah membuktikan bahwa ketidakpedulian terhadap bahasa Indonesia kelihatan ketika Ujian Nasional nilainya berada di rangking terbawah, sedangkan bahasa asing berada diatasnya bahkan di rangking pertama. Bahkan juga spanduk-spanduk yang ada di kota-kota besar sering pula memakai bahasa asing. Hal ini secara tidak sadar merupakan upaya meninggalkan bahasa sendiri. jelas Tito.

Dalam UU No 24 Tahun 2009 menjelaskan bahwa ketika ada orang yang melakukan kesalahan atau penghinaan terhadap bendera dan Pancasila akan mendapat sanksi, tetapi ketika melakukan kesalahan berbahasa atau menggunakan bahasa Indonesia tidak ada sanksinya. "Sebetulnya secara administratif sudah disusun rancangan UU nya yang baru akan disahkan oleh DPR, seperti contoh jika suatu perusahaan yang tidak memakai nama dengan bahasa Indonesia, akan diberi sanksi dengan tidak diberikan surat ijin-dari Dinas Perijinan." kata Tirto.

Jika RUU tersebut nantinya diterapkan tentu akan menjadikan perangkat yang dapat membantu pelestarian Bahasa Indonesia kedepan. Saat ini, terang Tirto, di Indonesia terdapat sekitar 724 bahasa daerah, dengan rincian bahasa yang penuturnya antara 40-100 orang terutama berada di daerah kecil di wilayah Indonesia Timur dan penuturnya lebih dari 1 juta orang ada 13 bahasa, diprediksi pada akhir abad ini tinggal 100 bahasa. Dari sekitar 6500 bahasa dunia akan menjadi sekitar 10-15 persennya saja.

"Bertolak sari semua itu, kita diajak berfikir mencari upaya untuk melestarikannya. Yang mendesak kita pikirkan bersama, sudahkah kita menggunakan bahasa Indonesia di instansi masing-masing dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, ataukah belum?." ujar Tirto.

Sementara pada acara yang diikuti oleh perwakilan dinas dan instasi, bagian, sekolah dan lembaga lainnya tersebut Kabid. Diklat BKD Kabupaten Bantul Triyono, SSTP. MEng diantaranya menyampaikan bahwa pembinaan ini akan dapat menjadi motivasi bagi pejabat maupun karyawan Pemda Bantul khususnya dalam menjalankan tugas kedinasan sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. "ami harapkan pembinaan ini akan dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan lebih baik lagi." katanya.

Karena selama ini, tambah Triyono, seleksi CPNS juga belum menyinggung penggunaan bahasa Indonesia dengan standar tertentu. "Diharapkan para peserta setelah mengikuti pembinaan ini, dapat menyampaikan kepada kepala SKPD nya masing-masing dan dapat mensosialisasikan kepada sesama karyawan di instansinya." harapnya.

Pada acara pembinnaan tersebut sebagai nara sumber yang lain diantaranya Drs. Umar Sidik dan Heri Mardiyanto juga dari Balai Bahasa Yogyakarta. (sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :