Dengan perkembangan kegiatan penangakapan dan budidaya ikan serta pengolahannya, mestinya dibarengi pusat penjualannya. Hal tersebut konsekuensi dari semakin maraknya pusat-pusat kuliner dan oleh-oleh yang mempunyai cirri khas tertentu. Hal tersebut dikatakan Bupati Bantul Hj. Sri Suryo Widati saat peresmian Depo Projo Mino
Pendiriian Depo diharapkan ada cirri khas produk, sehingga baik masyarakat lokal maupun wisatawan mudah untuk mencarinya jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Pendirian Depo merupakan upaya peningkatan taraf hidup rakyat melalui pemasaran hasil olahan dari penangkapan, pembudiyaan, pengolahan dan pemasaran usaha kelautan. Namun uga harus dibarengi dengan peningkatan SDM, Teknologi, Modal,dan fasilitas lainnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul Ir. Edy Machmud Hidayat, dalam laporannya mengatakan Depo Pemasaran Ikan menggunakan gedung Dinas Kelautan dan perikanan lama yang direhap dengan dana 60 Juta dari DAK DKP Btl Th 2013. Tujuan dari pendirian Depo untuk menampung kelompok pengolah dan pemasar ikan di Bantul yang sudah mencapai 60 kelompok dan 470 pelaku usaha Poklahsar.
Hasil olahan sudah 20 macam diantaranya abon, krispi, nugget, kerupuk, minuman nata rumput laut dll, juga kerajina non pangan yaitu kulit ikan pari, kerang dan ikan hias. Dalam pemasarannya meliputi wilayah Jawa dan Sumatra bahkan diekspor.
Pengelolaan diserahkan kepada Dharma wanita DKP Kab. Bantul bekerja sama dengan Asosiasi Poklahsar projo Mino dan Asosiasi Produk Perikanan Non Pangan Tirto Agung Sejahtera (mw)