Bantul Ekspo 2014 Bakal hadirkan Rekor MURI

Ternyata event tahunan Bantul Ekspo mampu menjadi magnet bagi siapa saja, baik peserta maupun pengunjung. Kehadirannya selalu dinantikan siapa saja. Untuk Bantul Ekspo 2014 sudah banyak peserta yang ikut mendaftarkan diri bahkan hanya tersisa beberapa kapling strategis. Sejak dibuka tanggal 9 Juni lalu, tampak antusias peserta yang ingin mendaftar Bantul Ekspo. Bahan banyak peserta luar Bantul yang akan ikut, seperti Dekranasda Kota Malang yang sudah menyatakan keikutsertaanya di Bantul Ekspo 2014.

Ketua Panitia Bantul Ekspo sekaligus Kepala Bagian Humas, Drs. Heni Purwanta menjelaskan bahwa minat peserta tahun ini masih cukup bagus walaupun harga kapling naik. Kalau dulu harganya Rp.500.000 ribu sekarang naik jadi Rp.800.000. Kenaikan ini cukup beralasan mengingat pelaksanaan Bantul Ekspo lebih panjang dari 8 hari menjadi 11 hari. Bagi peserta yang berminat tampil di Bantul Ekspo diharapkan segera mendaftarkan diri mengingat keterbatasan tempat. Sedangkan pendaftaran akan ditutup tgl 10 Juli mendatang. Pendaftaran di Bagian Humas Pemkab Bantul Telp.0274-368546, 367509.

" Untuk penataan kami juga berusaha tampil beda dan membuat pengunjung lebih nyaman. Stand-stand produk lokal kami utamakan bisa tampil didepan sesuai dengan tema Bantul Ekspo tahun ini yaitu Penguatan Produk Lokal Untuk Kemandirian, " kata Heni. Sementara itu soal hiburan, panitia barjanji akan lebih meriah dibandingkan tahun lalu. " Pokoknya tunggu aja tanggal mainnya bakal ada kejutan di Bantul Ekspo," tambah Heni Purwanta.

Maskot BE 2014

Sementara itu Bantul Ekspo 2014 juga bakal membuat rekor baru MURI, yakni berupa Klontong Terbesar yang terbuat dari kuningan bercampur dengan tembaga. Sebagaimana diketahui klontong merupakan semacam bel yang dikenakan seekor sapi. Sapi di jaman dulu merupakan andalan para petani untuk menggarap sawah ataupun sebagai hewan transportasi ( penarik gerobag). Hal ini merupakan salah satu peninggalan warisan budaya yang perlu dilestarikan.

" Kami berharap dengan adanya klontong, masyarakat akan kembali teringat kenangan masa lalu dimana sapi dan gerobag mengalami kejayaannya. Tidak sekedar sebagai hewan yang dipotong seperti sekarang. Harapannya generasi muda bisa tahu dan melestarikan budaya warisan nenek moyang, " kata Heni Purwanta. (Nc)

Berbagi:

Pos Terbaru :