“Pemberian vaksin ini bertujuan agar anak nantinya tak rentan terhadap berbagai penyakit seperti campak, dipteria (DPT), tetanus (TT). Pemberian imunisasi ini merupakan booster (ulangan) terhadap kekebalan yang pernah didapatkan pada saat bayi karena ketika memasuki usia anak sekolah kekebalan sudah mulai turun,â€kata dr. Abed Nego dari Dinkes Bantul bidang Penaggulangan Masalah Kesehatan saat monitoring BIAS, Kamis (20/11).
Pelaksanaan BIAS kali ini bisa tercapai 99 persen. Angka ini naik dari tahun kemarin. Dari seluruh SD/MI/SDLB/Ponpes yang ada di Bantul, hanya sebagian kecil yang belum bisa diberi imunisasi campak. Beberapa alasan tidak bisa diberi vaksin mungkin masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun tahun ini pemberian vaksin memperoleh hasil yang meningkat. Kendala untuk tidak bisa diberi vaksin hanya kecil di antaranya adalah beberapa siswa tidak naik kelas, siswa sakit, tidak ada ijin dari orang tua serta tidak kooperatif (tidak terbuka). Namun kendala tersebut sudah berkurang.
Dinkes Bantul juga melakukan Monev (monitoring evaluasi) BIAS ke beberapa sekolah diantaranya SDN Salakan, MI Al Khoiriyah Melikan, SD Ciren, SDIT Assalam, SDN Kaligondang, MI Watu, SD Unggulan, MI Al Muhsin, MI Grojogan serta SLB Kowen Timbulharjo.
BIAS yang dilaksanakan setahun sekali tersebut diberikan secara gratis dan merupakan salah satu bagian program pemerintah untuk menciptakan generasi penerus yang sehat, serta mensukseskan pembangunan di bidang kesehatan. (dw)
