Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Suriname Nur Syahrir Raharjo saat menyampaikan pemaparan tentang peluang ekspor produk kerajinan ke Negara Suriname dalam acara Tindak Lanjut Pelaksanaan Indo Fair Tahun 2014 dan Penggalangan Pengusaha DIY di Aula Bank Bantul, Selasa (7/4).
"Suriname merupakan penghasil bermacam hasil bumi dan hutan yang diekspor berupa barang setengah jadi, dan semua kebutuhan hidup sehari-hari diekspor dari negara lain termasuk produk kerajinan. Makanya berbagai produk kerajinan, makanan, kosmetik, pakaian dan produk lain yang ada di Bantul dan DIY sangat dibutuhkan oleh Suriname."terang Nur Syahrir.
Apalagi, tambah Nur Syahrir, adanya ikatan emosi antara Jawa dengan Suriname yang 15 persen atau 80 ribu jiwa penduduknya adalah etnis Jawa mempunyai minat sangat besar terhadap hasil kerajinan maupun budaya Jawa. "Bahkan di kantor kedutaan saya mempunyai sebuah keris hasil karya dari seorang empu keris terkenal dari Bantul, pernah ditawar oleh orang Jawa suriname dengan harga $ 30 ribupun dia mau." kata Dubes.
Dubes menceritakan bahwa sejarah pemberangkatan orang Jawa oleh Belanda berlangsung dari Tahun 1890 hingga 1939, kemudian dihentikan karena terjadi Perang Dunia ke II. "Jika tidak dihentikan oleh PD II, kemungkinan penduduk Suriname mayoritas etnis Jawa." ceritanya.
Dengan eratnya hubungan antara Indonesia dengan Suriname, akan banyak manfaatnya jika kita dapat memanfaatkan sebaik mungkin. Karena Suriname dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kerajinan dan produk ekspor lainnya di kawasan Amerika Selatan dan Karibia yang berpenduduk sekitar 550 juta jiwa dari sekitar 12 negara.
“Kami merasa prihatin, karena peluang ekspor kerajinan berupa batik, kuliner busana khas Indonesia tersebut ternyata ditangkap oleh negara tetangga kita seperti Malaysia kemudian diekspor ke Suriname, bahkan film-film berbahasa melayupun banyak diekspor ke Suriname,†ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut Kuasa Usaha Kedutaan Besar Suriname untuk Indonesia Mr. Kartowikromo Sheffron menyampaikan bahwa dirinya atas nama Pemerintah Suriname menyambut baik kepada Pemkab Bantul yang telah beberapa kali mengirimkan duta kesenian ke Suriname. Suriname merupakan satu-satunya Negara di Amerika Selatan yang mempunyai keturunan Jawa yang potensial sebagai pintu masuk ekspor dari Indonesia khususnya Jawa ke kawasan Amerika Selatan dan Karibia.
Pada saat ini etnis Jawa merupakan keturunan ke tiga yang sudah tidak begitu kenal budaya Jawa. Hanya kalangan tua yang masih kenal budaya Jawa seperti melakukan acara kenduri, selamatan dan perayaan memperingati kedatangan orang Jawa di Suriname yang pada tahun 2015 ini genap 125 tahun yang diperingati secara besar-besaran dengan mendatangkan penyanyi dari Jawa seperti Didi Kempot dan Mus Mulyadi. "Bahkan mereka banyak yang meniru model pakaian maupun model rambut ala Mus Mulyadi." kata Mr. Sheffron.
Selain Bupati Bantul Hj. Sri Widati, Sekda Bantul Drs. Riyantono. MSi, Direktur Amerika Selatan dan Karibia Kementerian Luar Negeri, Kuasa Usaha Kedubes Suriname dan para pengusaha Bantul, hadir pula pada acara tersebut beberapa pelabat dan perwakilan instansi terkait dari tingkat DIY dan Bantul.
Dubes Nur Syahrir menyampaikan kepada para pengrajin bahwa jika ingin melakukan ekspor ke Suriname akan dibantu sepenuhnya dengan syarat harus dilakukan secara professional. "Karena warga Suriname hidup makmur, maka mereka tidak segan-segan memborong produk kerajinan terutama yang berbau Jawa," katanya. (Sit)