Kedatangan Tim Evaluasi dari DIY yang berjumlah 21 orang diterima oleh Ketua TP PKK Bantul Hj. Sumarno, Assisten Administrasi Umum Kab. Bantul Sunarto, SH. MM beserta jajarannya, Camat dan Ketua TP PKK Kecamatan Banguntapan dan jajarannya bertempat di Banlai Desa Baturetno , Selasa (5/5).
Dalam sambutan selamat datangnya dari Bupati Bantul yang disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum diantaranya mengatakan bahwa Kegiatan P2WKSS dalam kegiatannya bertujuan untuk mewujudkan keluarga sehat, cerdas dan berakhlak mulia serta berkarakter Indonesia.
"Tujuan umum dari Kegiatan P2WKSS adalah memberdayakan kaum perempuan dalam rangka mempersiapkan generasi penerus untuk membangun Indonesia dengan lebih maju sejajar dengan bangsa-bangsa besar didunia. Sedangkan Tujuan khusus yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perempuan di berbagai bidang agar dapat memberdayakan diri dan keluarganya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakatnya, " kata Sunarto.
Sementara paparan kegiatan P2WKSS disampaikan oleh Ketua TP PKK Desa Baturetno Nurhani Yusuf Sarjaka di depan para yuri dari DIY dan hadirin yang lain.
Menurut Hani Desa Batureno terdiri dari delapan dusun, sedangkan sebagai sample kegiatan P2WKSS ada dua dusun yaitu Dusun Gilang dan Dusun Plakaran.
"Tahun ini kami mempunyai warga binaan yang ada di Dusun Gilang 50 KK dan di Dusun Plakaran 50 KK. Kegiatan lainnya yaitu pemanfaatan pekarangan untuk tanaman obat, budidaya ternak ayam dan perikanan, Sedangkan KP Ibu ada delapan buah di delapan dusun dan 14 Pos Yandu balita dan lanasia di delapan dusun, " jelas Nurhani.
Usai acara pembukaan Tim Yuri meneliti administrasi PKK Desa sampai administrasi Dasa Wisma dilanjutkan melihat secara langsung hasil kegiatan P2WKSS di dua dusun sample yaitu Dusun Gilang dan Dusun Plakaran dengan naik andong wisata.
Pada acara penutupan evaluasi yang bertempat di rumah Kepala Dusun Plakaran, dalam pesan dan kesannya Ketua Tim Yuri Ny Istijab menyampaikan bahwa semua administrasi Pokja maupun kegiatan cukup bagus, bahkan sudah ada pembinaan KDRT dan Gender, serta kegotongroyongan masyarakat masih cukup kental. Hanya ada satu temuan dalam administrasi yang menunjuan bahwa laporan kegiatan ASI eksklusif rendah serta pengguna kontrasepsi KB suntik angkanya paling tinggi. (Sit)