Bantul Ekspo (BE) di gelar Kabupaten Bantul untuk memberi lahan bertemunya pengusaha atau pengrajin dengan pembeli juga dimanfaatkan pengrajin akik. Hampir di setiap blok ada stan yang memajang batu akik, ada yang mengkhususkan namun banyak juga yang hanya menumpang stan pameran produk lain. Ada yang benar-benar batu akik dan fosil ada juga yang hanya olahan atau jenangan dari kaca.
Seperti kita lihat di stan BRI, Kec. Pandak, Banguntapan, Depan stan DPU, Musium Sono Budoyo, depan Panggung Hiburan dan lainnya. Stan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bantul yang memajang berbagai kerajinan yang sedang berkembang juga ikut menampilkan batu akik. Di Bantul memiliki sumber batu akik yang cukup baik di sepanjang kali Oya tepatnya dusun Kedungmiri Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri Bantul.
Maryadi salah satu staf Dipsreindagkop yang selalu memantau stan Dekranasda, mengatakan setiap tahun selalu mengikuti pameran tersebut dengan mengajak empat pengrajin yang sedang berkembang. Untuk tahun ini karena baru booming batu akik maka salah satunya yang ditampilkan juga batu akik.
“Batu Akik yang ditampilkan kebanyakan dari produk lokal, karena Bantul mempunyai lahan di daerah Imogiri†jelasnya.
Sementara itu salah satu pengunjung Wahadi yang beralamat di Kretek, Bantul yang juga melihat dan mengamati batu akik di stan Dekranasda Bantul, mengatakan tidak membeli hanya konsultasi karena sudah punya dua. Dua-duanya diperoleh secara kebetulan dan kualitasnya juga cukup baik sehingga belum berkeinginan menambah.
“Saya hanya mengganti embannya karena terlalu kecil. Dua akik sudah cukup, kalau terlalu banyak malah bisa hilang†jelasnya. (m)
