Banyak anak sekolah yang merayakan kelulusan dengan corat coret baju, tembok, konvoai, mabuk-mabukan dan yang lebih memprihatinkan sampai membuat keributan di jalan bahkan melukia orang.
Hal ini tentunya perlu pemikiran semua pihak, baik orang tua, masyarakat dan penegak hokum. Kalau ini dibiarkan akan maka generasi yang akan datan akan semakin meresahkan masyarakt dan merugikan pihak lain.
Kepada forum-forum budaya Bambang berharap bisa merangkul anak-anak tersebut untuk diberikan wadah mengapresiasikan bakat yang ada. Sehingga waktu yang seharusnya bermanfaat tidak terbuang percuma.
Pada kesempatan tersebut tiga nara sumber memberikan pemandangan tentang hal tersebut. Asisten adminsitrasi Umum, Sunarto, SH.MM. mengatakan keberadaan forum budaya sedikit banyak memerlukan perhatian dari perhatian masyarakat. Sampai saat ini kendala yang ada berkaitan dengan peraturan, sehingga kedepan bila aturan sudah dikeluarkan akan mempermudah memberikan bantuan.
Gatot dari Dewan Kebudayaan Bantul menjelaskandari pengamatan yang dilakukan di Bantul lebih banyak melahirkan tokoh dari pada merawat. Banyak tokoh budaya yang ada di Yogyakarta bahkan Indonesia yang lahir di Bantul. Namun karena kurang mendapat respon atau lahan mendukung untuk berkarir akhirnya mencari tempat yang lebih layak. Harapannya ke depan setiap SKPD bisa jadi orang tua asuh satu forum kesenian sehingga bisa di buat agenda secara rutin untuk pentas.
Sementara Tenaga Ahli Bupati Bantul, Bambang Priyambodo mengatakan membangun generasi tidak hanya dalam hal pendidikan namun juga moral. Pendidikan membangun intelektual untuk menjadi cerdas sementara moral kaitannya dengan kepribadian. Untuk itu keduanya harus dibangun bersama sehingga diperoleh generasi yang cerdas dan berkepribadian Indonesia yang menjunjung tinggi budaya bangsa. (R)