BUMDes yang sudah berjalan saat ini bergerak di bidang simpan pinjam, pengelolaan sampah, persewaan alat, industri kerajinan tangan, serta desa wisata. Kantor PMD (Pemberdayaan Masyarakat Desa) terus melakukan pembinaan, termasuk pendampingan dari sisi peraturan, bahkan rencananya pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pemahaman BUMDes yang disesuaikan dengan perda BUMDes terbaru. Pendampingan ini diberikan kepada desa yang sudah ada BUMDes maupun desa yang baru akan membentuk.
“Dana yang diberikan untuk BUMDes, masing-masing desa tidak sama nilanya, tergantung pada besar kecinya usaha. Tahun 2016 ada dana stimulan sebesar 25 juta untuk masing-masing BUMDes. Kali ini diberikan kepada 5 desa, yaitu Dlingo, Girirejo, Wonokromo, Banguntapan dan Srimartani,â€kata Kabid PMD Bantul.
Di antara BUMDes yang ada di Bantul, desa Panggungharjo yang telah memiliki BUMDes terbesar. Walaupun baru dimulai tahun 2015, namun sudah bisa memberikan hasil PAD desa sebesar 80 juta per bulan. “Alhamdulillah BUMDes desa Panggungharjo aktif dan produktif, bisa memberikan hasil PAD desa. Saat ini penghasilab per bulan 80 juta, dan asetnya sebesar 860 juta. Usaha yang dijalankan yaitu pengelolaan sampah, produksi sampah organic, gerai desa, kerajinan, persewaan ruko, pengolahan tanah kas desa serta SPBU. Dengan adanya BUMDes bisa jadi wadah silaturohmi warga dan juga berkontribusi dalam kesejahteraan bersama,â€kata Wahyudi Lurah desa Panggungharjo. (dw)