Dengan adanya Lembaga Keuangan Micro merupakan angin segar bagi pelaku Usaha Kecil Menengah untuk memperoleh fasilitas kredit usaha dan pendampingan menentukan aset usaha sebagai bahan pengajuan modal usaha.
Hal itu disampaikan Bupati Bantul Drs.H.Suharsono dalam sambutan pembukaan Workshop Penguatan Lembaga Keuangan Micro di Meeting Room Gedung Induk Lantai 3 Komplek Parasamya Bantul. Rabu (14/6).
Menurut Bupati Bantul, menitikberatkan materi pada pengembangan LKM, dengan penguatan permodalan Koperasi dan UMKM. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sangat mungkin dikembangkan sebagai LKM yang profesional. " Model pengembangan LKM lewat KSP menciptakan keberlanjutan pembiayaan usaha UMKM, " katanya.
Implementasi dari model pengembangan LKM lewat Koperasi Simpan Pinjam dapat menjadi proses pembelajaran untuk meningkatkan akses permodalan usaha UMKM. " Dengan menciptakan iklim kondusif dan menjamin keamanan bisnis, koperasi dapat menjadi media efektif bagi pengembangan UMKM, " kata Bupati Suharsono.
Lebih lanjut Bupati Bantul dalam kata sambutannya, langkah yang ditempuh adalah penguatan permodalan koperasi.
Hal ini didasari atas adanya kelemahan UMKM dalam akses bantuan permodalan yang mensyaratkan adanya kolateral/penjaminan, kurangnya informasi produk-produk perbankan, dan hambatan persyaratan-persyaratan perbankan.
Sedangkan bank memiliki kendala dalam menjangkau UMKM yaitu kurangnya informasi akan potensi UMKM, jaringan pelayanan perbankan, keahlian perbankan dalam pengembangan UMKM, dan regulasi kehati-hatian (prudential) perbankan. " Mengakhiri sambutan, saya mengharapkan Workshop Penguatan Lembaga Keuangan Mikro ini dapat memberikan pencerahan kepada segenap pelaku UMKM dan Lembaga Keuangan Mikro dalam aktifitas perekonomian atau ekonomi kreatif warga, " katanya.
Pada acara tersebut nara sumber dari Pimpinan Koperasi ADIL Desa Terong Dlingo mencertakan perjalanan memimpin sebuah koperasi di desanya. Diantaranya dia mengatakan bahwa pada sepuluh tahun yang lalu dirinya bersama-sama pemuda di desanya mendirikan lembaga keuangan mikro dalam bentuk koperasi dengan anggota puluhan orang saja yang terdiri dari pelaku usaha kecil seperti bakul sayur keliling, warung , bakul gorengan dan lainnya yang terdapat di dusunnya.
Walaupun modal kopersi ADIL saat itu masih kecil namun dikelola dengan cukup profesional yaitu para pengurusnya diikutkan pelatihan managemen serta para nasabahnyapun diberi pelatihan mengelola keuangan secara benar dan sederhana. Dari usahanya itu terbukti pengelolaannya keuangan koperasi ADIL semakin maju dan para nasabahnya bisa mengembangkan usahanya, kredit tidak menglami kemacetan sehingga jalannya koperasi semakin lancar serta bertambah banyak nasabahnya, baik yang pinjam maupun yang menabung.
"Saat ini anggota kami ada sekitar 5.000 orang, dari anak sekolah hingga orng tua. Karena kami membuka bermacam tabungan seperti tabungan hari raya, tabungan keluarga, tabungan pendidikan, tabungan pernikahan, tabungan haji, tabungan umroh dan masih ada lagi," terang Sugeng.
Dengan semakin majunya koperasi ADIL yang dipimpin Sugeng, saat ini modal koperasi ADIL ada sebesar Rp 42 miliar dan bisa menggaji karyawanya diatas UMR Yoygakarta, bahkan ada beberapa yang mendapat gaji diatas Rp 4 juta. Bahkan setiap tahun koperasi ADIL bisa menyalurkan dana bagi yang membutuhkan dalam bentuk bantuan pendidikan kuliah bagi lulusan SMA, peningkatan SDM, bantuan ujian kompetensi sertifikasi guru, dan masih ada lainnya.
Dalam acara tersebut nara sumber yang lain adalah Bagus Sugiyanto, SE dari Bank BPD DIY Cabang Bantul sebagai mitra kerja koperasi. Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupten Bantul menyampaikan tentang Kebijakan Pemerintah KabupatenB Bantul Dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro sebagai penyedia dana bagi pengembangan UKM di Kabupaten Bantul.
Sementara dalam laporannya Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setda. Kabupaten Bantul Drs. Supriyanto Widodo, MT diantaranya menyampaikan bahwa acara Workshop ini diikuti oleh pelaku LKM, di tingkat desa dan kecamatan sebagai mitra para pelaku UKM di Kabupaten Bantul dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pengusaha kecil yang semta-mata untuk mencari keuntungan.
"Acara ini juga sebagai pengawasan LKM di Kabupaten Bantul, agar kinerjanya semakin berkualitas, agar dalam pelayanannya kepada para nasbahnya semakin profesional, dan semakin memberikan kepuasan nasabah pula," terang Supriyanto Widodo. (Sit)