Menurut Ketua PGRI Kabupaten Bantul Drs. Totok Sudarto, M.Pd, dalam kata sambutannya menyampaikan, keluarga besar PGRI Kabupaten Bantul yang berjumlah kurang lebih 5200 dan terdapat anggota istimewa yaitu Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) siap melaksanakan tugas mewujudkan visi Kabupaten Bantul untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat, cerdas dan sejahtera. Berkaitan dengan tugas guru yang tidak ringan dan memerlukan konsentrasi dalam mendidik, PGRI Kabupaten Bantul mengharapkan untuk Tunjangan Profesi Guru bisa melekat dengan gaji yang diterimakan tiap bulannya, begitu pula dengan GTT dan PTT agar honornya diharapkan sesuai Upah Minimum Regional (UMR), harapannya.
Lebih lanjut Totok Sudarto mengatakan, seluruh guru di Kabupaten Bantul harus solid dalam satu wadah PGRI, jangan membentuk atau mengikuti kelompok-kelompok kecil yang kini tersebar di social media. Mari kita satukan tekad dan solid memajukan dan mewujudkan visi Kabupaten Bantul, ajaknya.
Bulan Syawal merupakan, bulan peningkatan setelah sebulan digembleng di bulan Ramadhan, dengan spirit Ramadhan menumbuhkan pribadi yang kuat lahir bathin dalam bermasyarakat dan berkarya, ikrar syawalan yang dibacakan Kepala Sekolah SD Sendangsari menyatakan dengan tulus untuk saling maaf dan memaafkan, melebur dosa seluruh dosa guru dan peserta kegiatan yang hadir .
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul Drs Didik Warsito, M.Si menjelaskan, berkaitan dengan permasalahan Demo Asosiasi Kepedulian Pendidikan Yogyakarta mengenai Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB). Ombudsman dan LSM menilai PPDB Kabupaten Bantul terbaik di Yogyakarta.
Di sisi yang lain Didik Warsito menjelaskan, berkaitan dengan penyelenggaraan Pekan Olah Raga Daerah (PORDA ) di mana Kabupaten Bantul menjadi tuan rumah, kami mengharapkan doanya agar Kabupaten Bantul meraih target Juara Umum.
Menyinggung kekhawatiran kenakalan remaja (klitihih) yang diungkapkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam acara syawalan belum lama ini, kita selaku guru (PGRI) pendidik, orang tua, masyarakat dan instansi terkait lainnya untuk melakukan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya. Perilaku klithih harus bisa hilang dari Yogyakarta, mari kita tingkatkan pendidikan budi pekerti anak didik kita, tegasnya.
Drs. Sahari mewakili Ketua PGRI Yogyakarta mengungkapkan , kegiatan syawalan ini membawa kita kepada jati diri kita yaitu sebagai pejuang, baik pejuang mencari nafkah yang halal, pejuang sosial dan pejuang untuk menyiapkan generasi muda penerus perjuangan bangsa Indonesia yang lebih baik lagi.
Bertepatan dengan Rapat Pimpinan PGRI Nasional yang akan diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 21 23 Juli 2017 dan Pertemuan Guru Nusantara pada tanggal 19 20 Juli 2017, mohon dukungan para guru untuk berpartispasi aktif mensukseskan agenda guru nasional tersebut,
Mengakhiri sambutannya Wakil Ketua PGRI Yogyakarta tersebut, menitipkan nasib kesejahteraan dan fasilitas kemudahannya kepada Bupati Bantul, karena guru sebagai pendidik generasi penerus dan guru ada di mana-mana dan bertahan dengan kondisi apapun, tambahnya.
Sebagai wujud rasa setia kawan pada acara syawalan tersebut diserahkan penyerahan dana social anggota PGRI Kabupaten Bantul yang purna tugas dan meninggal dunia serta guru berprestasi oleh Bupati Bantul Drs. H. Suharsono, H. Sapto Saroso (DPRD Bantul), Drs. Totok Sudarto, M.Pd kepada Ibu Maimunah dan Drs Martono guru yang memasuki purna tugas. Sedangkan santunan dana setia kawan untuk ahli waris Almarhumah Mardi Astuti dan penyerahan Piala Juara 3 MTQ ASN kepada Jalil, S.Ag
Sementara itu Bupati Bantul H. Suharsono dalam sambutan dan kata arahannya kepada Keluarga Besar PGRI mengatakan, perlunya pengembangan pendidikan karakter dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk menghadapi tantangan di era teknologi informasi ini. " Guru Pembentuk Kepribadian Generasi Bangsa Indonesia ini, sumbangsih guru dalam menegakkan bangsa ini tidak diragukan lagi, kemajuan bangsa ini tidak lepas dari jasa-jasa bapak ibu guru, " jelasnya.
Mari kita laksanakan sepenuh hati jam belajar masyarakat, kalau dahulu kita hanya mematikan televisi di jam belajar masyarakat, kini perangkat gadget atau HP harus kita matikan baik punya anak atau orang tua, ajak Bupati Suharsono.
Masa peralihan remaja ke usia dewasa agar selalu dilakukan dengan contoh dan tauladan yang baik dari orang tua dan masyarakat. Anak-anak jangan diajari hal-hal negatif, berikan ajaran dan contoh positif terhadap mereka , satu teladan lebih baik dari 1000 nasehat. Masa depanmu hanya tergantung dirimu, hindari narkoba, miras dan pergaulan yang tidak benar, siapkan masa depanmu dengan ilmu yang bermanfaat dan mohon petunjukNya, tandasnya.
Menutup sambutannya, Bupati Bantul mengajak Keluarga Besar PGRI untuk mendidik secara professional, berdedikasi tinggi, ikhlas dan niatkan untuk mengabdi kepada Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Acara Syawalan Keluraga besar PGRI Kabupaten Bantul ditutup dengan pengajian dan doa yang disampaikan oleh Ustadz Jazari, S. Ag dari Kulonprogo, dalam tausiyahnya dia mengajak untuk mencari rezeki yang penuh berkahNya, bukan jumlah harta yang melimpah. Profesi guru merupakan pekerjaan yang mulia dunia akherat, sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi sesama, tuturnya. (rch)