KIM Kab. Bantul Berkunjung di Dinas Kominfo Kabupaten Bojonegoro Dan KIM 'Sendang Potro' Purwosari

Sebanyak 15 KIM se Kabupaten Bantul didampingi tim dari Dinas Kominfo Kabupaten Bantul melakukan kunjungan atau study banding dipimpin oleh Sekretaris Dinas Kominfo Dra. Partini MPd, Kamis (13/7).

Kunjungan dari Bantul diterima di Ruang Pertemuan di Gedung Pemkab Bojonegoro Lantai 2 dari delapan lantai di Jl. Mastumapel no. 01. Bojonegoro oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro beserta jajarannya di Meeting Room.

Dalam kata pembukanya, Bu Partini diantaranya menyampaikan terima kasihnya kepada Kadin Kominfo Kabupaten Bojonegoro beserta jajarannya atas keramahan dalam menerima kunjungannya.

"Kami datang bersama ketua KIM se Kabupaten Bantul, yang mana setiap kecamatan terdapat kelompok KIM, amun yang bisa ikut baru limabelas KIM". jelas Bu Partini.

Tujuan kunjungan kami, tambah Bu Partini, adalah untuk menambah wawasan dibidang peranan KIM dalam mempromosikan potensi desanya baik secara manual maupun lewat IT untuk mensejahterakan anggotanya yang notabene warga masyarakat setempat.

Sementara dalam sambutan selamat datang dari Kadis. Kominfo Kabupaten Bojonegoro Tjatur Kus Handaka, diantaranya menyapaikan bahwa budaya masyarakatnya lebih berkultur mataram, terutama di daerah kami yang berada di perbatasan dengan Jawa Tengah.

Dalam paparanya Kus Handaka menjelaskan bahwa luas wilayahnya sekitar 235.000 km2, dengan 28 kecamatan, 419 desa dan 11 kalurahan.

Menurutnya, daerahnya yang dilewati aliran Bengawan Solo dari ujung barat laut hingga timur laut membawa berkah yang besar diantaranya mengairi pertanian sebagai mata pencaharian mayoritas penduduk yaitu sebesar 644 ribu jiwa lebih dari total penduduk yang berjumlah 1.298.551 jiwa. Sekitar 4,8 % wilayahnya merupakan perkebunan, 27,4 % merupakan lahan kering, 32,5 % lahan sawah dan sebesar 40,1 % merupakan hutan negara yang mayoritas berupa hutan jati.

Sejarah Bojonegoro cukup fenomenal yaitu dari mendapat prestasi daerah termiskin di Jawa Timur berdasar penelitian ahli dari Australia pada tahun 1900 hingga 1942, di tahun 2015 menjadi daerah berpredikat Open Goverment Partnership ( OGP) menjadi 15 besar Daerah se dunia yang menerapkan sistem OGP termasuk Seoul, Paris, Madrid, Sao Paulo, dan sejumlah kota lainnya.

Kus Handaka menuturkan Bojonegoro di tahun 2008 mendapat predikat termiskin, th 2014 miskin di urutan 11 dan di th 2015 menjadi daerah 10 besar termakmur di Jatim.

Rombongan dari Bantul melanjutkan perjalanan menuju Desa Sedah Kidul Kecamatan Purwosari untuk melihat secara langsung kegiatan KIM "Sendang Potro" yang salah satu pendirinya M. Khaerul Huda sebelum menjabat Kepala Desa Sedah Kidul. Dia mengisahkan dirinya yang sudah malang melintang bekerja di beberapa LSM melihat warganya yang masih banyak yang hidup miskin dengan rumah berlantai tanah. Makanya pada awal menjabat sebagian besar ADD untuk program lantainisasi warga.

Bersama anggota KIM nya yang berbasis IT membuka blog untuk mempromosikan potensi desanya sebagai penghasil sawo, hasil pertanian, ledre yaitu makanan khas Bojonegoro tersebut membuahkan hasil, karena lewar peranan KIM-nya bebagai hasil produk warganya mengundang banyak peminat baik dari desa sekitar maupun dari luar wilayahnya. Menurutnya, anggota KIM-nya hanya beranggotakan 5 orang, bahkan di desa lain ada yang beranggotakan 3 orang. "Banyaknya anggota KIM tidak begitu penting, namun dengan sedikit anggota kinerjanya cukup nyata". terang Khoirul Huda.

Nama "Sendang Potro" yang berarti tempat sumber minyak tersebut dipilih, karena di wilayahnya terdapat beberapa sumber minyak dan gas, 2 km sebelah barat balai desa terdapat tambang minyak, sebelah timur sumber gas dan sebelah selatan terdapat tambang minyak pula, semuanya berada dalam satu wilayah kecamatan Purwosari. Usai sambutan dari Camat Purwasari, Bayudono dan Sekdin Kominfo Kab. Bojonegoro Ngasiaji, rombongan tamu dari Bantul pamitan membawa ilmu yang cukup banyak yang bisa diterapkan di Bantul nanti. (sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :