Menurut Seksi Lomba Panembrama Kadilan mengatakan, lomba panembrama ini diikuti oleh anggota PWRI Kecamatan se-Kabupaten Bantul dengan peserta 12 - 20 orang pergroup, masing-masing group terdiri peserta putra dan putri. " Materi lomba meliputi: bawa Sekar Ageng, Rorobentrok, Laras Slendro pathet sanga dilanjutkan Ompak-ompak, Ketawang Tunggal Jiwa dan diakhiri Rangu-rangu, " jelas Kadilan.
Lebih lanjut dalam keterangannya, lomba Panembrama ini dinilai dari beberapa aspek seperti jumlah peserta, kerapian pakaian, ketertiban penampilan, keserasian dan kekompakan dalam membawakan tembang, semangat para peraga dan nilai khusus untuk peraga Bawa Sekar.
" Panitia sudah menyiapkan pengiring atau penabuh gamelan, namun demikian jika peserta akan membawa pengiring sendiri diperkenankan, " tambahnya.
Lomba Panembrama ini akan memperebutkan Juara I, II dan III memperebutkan throphy dan penghargaan dari Panitia HUT PWRI Kabupaten Bantul.
Sementara itu Ketua PWRI Kabupaten Bantul Wardiman, BBA, dalam kata sambutannya, Lomba Panembrama ini merupakan suatu upaya menjalin silaturahmi antar anggota PWRI dan memberikan semangat para anggotanya dalam mengisi kegiatan di masa yang tidak muda lagi.
Sajian kesenian panembrama ini sarat akan makna nilai-nilai kehidupan sosial, dengan alunan gamelan yang mengiringinya, akan memberikan rasa ketenangan jiwa, sangatlah cocok kesenian ini dijadikan salah satu media relaksasi ditengah-tengah kesibukan, tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Sunarto, SH, MM ditemui terpisah menyatakan, Kebudayaan Jawa sangatlah beragam baik yang berasal dari kalangan Kraton ataupun berasal dari rakyat jelata. Semuanya memiliki kekhasan dan audience sendiri-sendiri, kesenian Panembrama sebagai salah satu seni sangat dimintai oleh kalangan dewasa hingga manula sebagai pilihan apresiasi seninya.
Banyak dijumpai di berbagai kampung di kawasan Jogyakarta ini kelompok atau group pencinta kebudayaan Jawa, mereka ada dan berkembang turun temurun melestarikan budaya nenek moyangnya. " Dengan gelaran Lomba Panembrama antar Kecamatan se-Kabupaten Bantul ini, saya atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul mengapresiasi setinggi-tingginya sebagai upaya nyata melestarikan kebudayaan Jawa, " katanya.
Pemerintah Kabupaten Bantul selalu mendorong upaya warga masyarakat untuk melestarikan budaya Jawa, dengan pola bapak asuh diharapkan pelaku seni dan pelestari budaya akan semakin berkembang dan kedepannya layak untuk dipentaskan di panggung daerah, nasional bahkan internasional, tambahnya.
Adapun para juarapada lomba tersebut diantaranya sebagai juara I dengan no undian 13 dari Kecamatan Pandak dengan nilai 1.138, juara II dengan no undian 14 dari Kecamatan Banguntapan II dengan nilai 1.137, juara III no undian 09 dari Kecamatan Bantul 12 dengan nilai 1.134. Sebagai juara harapan I no undian 12 dari Kecamatan Bantul dengan nilai 1.132, juara harapan II no undian 10 dari Kecamatan Kasihan dengan nilai 1.123 dan juara harapan III no undian 02 dari Kecamatan Bambanglipuro dengan nilai 1.119.
Dari semua kelompok panembromo sebagai bowo terbaik adalah dari Banguntapan II, sedangkan tiga yuri penilai adalah Alip dari Ranting Kecamatan Srandakan, Drs Sukisno dari Ranting Kecamatan Bambanglipuro dan Ngadilan dari Ranting Kecamatan Pundong. (rch)