Disampaikan Drs. Sukardiono, Usai Jamaah Sholat Dluhur, Syeh Nawawi Al Bantani, Imam Besar Masjidil Haram Adalah Putra Banten

Banyak orang Indonesia di era kolonial pergi ke tanah suci Mekkah Al Mukaromah untuk berhaji dan tidak pulang kembali ke Nusantara pada waktu itu, karena mereka ingin menuntut ilmu agama dengan berguru kepada para ulama besar yang yang ada di Negara Arab yang pada saat itu menjadi pusat beradapan dan pusat berbagai disiplin ilmu terutama ilmu agama Islam.

Hal tersebut disampaikan tenaga Ahli Bupati Bantul Drs Sukardiono saat menyampaikan kuliah tujuh menit atau Kultum di Mushola Al Mahmud Komplek Pemda. Bantul, Senin (31/7).

Pak Kardiono mengatakan, mungkin diantara kita orang Indonesia ada yang belum tahu bahwa pada satu abad lebih sebelum ini ada banyak orang Indonesia pergi ke tanah suci Mekkah untuk berhaji dan menuntut ilmu agama dan ada beberapa diantaranya menjadi ulama dan Imam Besar Masjidil Haram dan Majid Nabawi di kota Madinah, salah satunya Syeh Nawawi Al Bantani karena berasal dari daerah Banten Jawa Barat.

Kita patut berbangga, bahwa kita pernah mempunyai ulama terkenal yang diakui dunia pada zamannya. Karya-karya Syeh Nawawi cukup banyak atau sekitar ratusan macam buku yang merupakan hasil pemikiran berdasarkan Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW sebagai mana ulama-ulama besar lainnya. Karyanyapun saat ini banyak dijadikan dasar dalam pengamalan ajaran Islam oleh ulama-ulama masa kini dan menjadi salah satu mata pelajaran wajib di pondok-pondok pesantren maupun di perguruan tinggi ilmu agama Islam.

Kardiono menyampaikan bahwa Syeh Nawawi pernah menyampaikan pesan yang sangat penting kepada umat Islam tentang empat hal yaitu : sebagai muslim harus berilmu, mengedepankan akal sehat, rasa malu dan banyak beramal sholeh.

Menurut Kardiono orang yang berilmu tidak akan melakukan perbuatan yang tidak ada manfaatnya, jadi dalam sepak terjangnya banyak memberikan manfaat kepada orang lain. Orang yang akalnya sehat tidak akan mempunyai ide-ide yang jahat atau merugikan orang lain, orang yang mempunyai rasa malu tidak akan berbuat keserakahan maupun kedhaliman dan hal lainya yang merugikan kehidupan. Serta orang yang selalu beramal sholeh, tidak mempunyai waktu untuk membaca orang lain atau tidak mempunyai pemikiran untuk berghibah yang menjadikan amal sholehnya habis sebagai penebus dari pekerjaan ghibah dan kezaliman lainnya kepaa orang lain. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :