Menurut Sutrisno Aji, sesepuh dan Ketua Panitia Pembangunan masjid, gelaran wayang kulit ini digelar dalam rangka ungkapan rasa syukur dan upaya melestarikan budaya tradisional.
Pembangunan masjid yang menghabiskan dana kurang lebih 1.5 milyar tersebut menampung jamaah kurang lebih 300 orang. " Dana pembangunan berasal dari dana aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Bantul, bantuan pihak luar dan swadaya masyarakat, " jelas Sutrisno.
Slamet salah satu jamaah, merasa senang dengan dibangunnya masjid ini, seabreg kegiatan keagamaan dan sosial seperti pengajian malam Rabu, wisata ziarah rutin tiap tahun, posdaya simpan pinjam, dan olahraga menjadi daya tarik utama warga sekitar untuk memakmurkan masjid.
Keberadaan Posdaya kata Jumiranto Ketua Takmir Masjid Nurul Huda, banyak dimanfaatkan warga untuk keperluan permodalan usaha kecil dan upaya untuk menghindari dari warga tercekik rentenir.
Sementara Enggar Suryo Jatmiko atau akrab kita sapa mas Miko dari DPRD Kabupaten Bantul mengharapkan, dengan selesainya pembangunan Masjid Nurul Huda ini dapat memenuhi kebutuhan warga Ngoto dan sekitarnya untuk mendekatkan deiri kepada Allah swt dan sebagai pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.
Ditemui terpisah Gunawan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul; yang hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi segenap panitia pembangunan masjid atas digelarnya pertunjukan seni wayang kulit. " Gelaran wayang kulit oleh masyarakat Ngoto ini merupakan upaya nyata nguri-uri kebudayaan leluhur yang syarat makna kehidupan, " katanya. (rch)