Menurut Drs. Sumpono Ketua KIM Biwara, banyaknya lahan pekarangan di Dusun Juwana Triharjo belum dioptimalkan untuk kesejahteraan warga. Padahal usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga, ungkap Sumpono.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa hasil dari penelitian, secara umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan keluarga antara 7% sampai dengan 45%.
Pemanfaatan pekarangan dapat memenuhi kebutuhan gizi mikro keluarga secara berkesinambungan, meningkatkan keterampilan keluarga dalam budidaya tanaman, ternak dan ikan, sekaligus pengolahannya dengan teknologi tepat guna, jelasnya.
Pekarangan yang berfungsi sebagai warung hidup adalah pekarangan yang dimanfaatkan dengan menanami dengan tanaman, ternak maupun ikan yang dapat dipanen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warung hidup diartikan agar pekarangan menghasilkan yang biasa dibeli sehari-hari dari warung. Untuk pelaksanaannya pekarangan dapat ditanami berbagai jenis tanaman sayuran seperti; bayam, kangkung, mentimun, kacang panjang, terung, sawi dll, tanaman bumbu/ rempah seperti; jahe, kencur, kunyit, serei an lain-lain, ternak penghasil daging dan telur seperti; ayam, itik dan lain-lainl, maupun ikan seperti lele, nila dan sebagainya.
Selain itu pekarangan berfungsi sebagai apotek hidup, dimana pekarangan ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat dijadikan obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga tersebut diantaranya adalah; sembung, saga, tapak dara, mahkota dewa, daun dewa, brotowali, temu-temuan, mengkudu, mangkokan, meniran, dan lain-lain.
Dalam memenuhi kebutuhan keluarga akan karbohidrat, pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, dimana pekarangan ditanami dengan tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubikayu, ubijalar, jagung, talas dll. Pada masa lalu, ketika masih ada musim paceklik dimana masa belum panen padi, peran pekarangan sebagai lumbung hidup ini sangat berarti sekali, sebagai pengganti padi/ beras pekarangan dapat menghasilkan jagung maupun umbi-umbian yang dapat dimasak sebagai pengganti nasi untuk konsumsi bahan makanan pokok.
Pekarangan dapat pula berfungsi sebagai bank hidup, dimana pekarangan yang ditanami tanaman keras / tahunan yang dapat menghasilkan uang, tanaman ini merupakan investasi jangka panjang, yakni pekarangan yang ditanami tanaman buah-buahan seperti; rambutan, durian, sukun, mangga, belimbing, salak, kelengkeng, alpukat maupun tanaman kayu seperti albasia, mahoni, jati dan lain-lain.
Dalam mengelola lahan pekarangan sebaiknya kita menyusun suatu perencanaan penataan lahan pekarangan sehingga areal lahan yang akan dikelola dapat dimanfaatkan secara optimal dan produktif secara berkelanjutan, imbuh Sumpono.
Sementara itu Nugroho Eko Setyanto, S.Sos, MM dalam kata sambutannya mengapresiasi segala upaya KIM Biwara menggelar sosialisasi pemanfaatan pekarangan yang diharapkan dapat menggugah warga masyarakat untuk memanfaatkan pekarangannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Pada kesempatan itu pula dia berpesan kepada warga Dusun Juwana Triharjo Pandak untuk memanfaatkan internet atau sosial media secara bijak dan bertanggungjawab. Kemudahan mencari dan memanfaatkan informasi di sosial media mengandung kerawanan dari ancaman penyebaran berita HOAX atau berita bohong yang cenderung menyesatkan dan menimbulkan keresahan, katanya. (rch/diskominfo)