Komisi D DPRD Kabupaten Kediri Belajar Penanggulangan HIV/AIDS di Bantul

Diskominfo - Sebanyak 13 orang anggota Komisi D DPRD Kabupaten Kediri berkunjung ke Kabupaten Bantul, diterima oleh Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten Bantul Jati Bayu Broto, SH. M Hum, bertempat di Ruang Rapat Staf Ahli Bupati Bantul Komplek Parasamya Bantul, Jum'at (15/9).

Kedatangan tamu dari Kabupaten Kediri tersebut dalam rangka belajar lebih banyak tentang penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Bantul, karena ketika suatu daerah menjadi tujuan wisata pasti terdapat banyak kafe-kafe dan rumah penginapan untuk menampung wisatawan yang datang. Namun hal tersebut ada sisi negatifnya, karena diantara mereka terdapat aknum yang berperilaku asusila yang rawan terhadap penyebaran penyakit seperti HIV/AIDS.

Hal tersebut sebagai salah satu tujuan kunjungan tamu yang disampaikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Kediri Arif Junaedi, SH sekaligus sebagai ketua rombongan tamu. "Daerah kami juga tidak mau ketinggalan dengan daerah lain yaitu mengembangkan bidang pariwisata agar bisa meningkatkan PAD. Namun hal tersebut selain dampak yang positif, ada pula dampak yang negatif, karena kita tidak tahu dan tidak bisa mengelak jika para wisatawan ada yang rawan hal tersebut," terang Arif.

Arif juga menyampaikan bahwa Kabupaten Kediri mempunyai dua tokoh nasional yang cukup disegani yaitu Bung Karno yang dimakamkan di Kediri dan KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang pernah menjadi Presiden RI yang menjadi panutan masyarakat Kediri, Jadi tidak mustahil jika Patai PDI dan Partai PKB mendominasi kursi dewan di Kabupaten Kediri.

Sementara pada sambutan penerimaan tamu yang disampaikan oleh Jati Bayu Broto diantaranya menyampikan termakasihnya bahwa Bantul dijadikan tempat silaturahmi dari Pemerintah Kabupaten Kediri serta menjadi tujuan studi banding.

Memang, kata Jati, sektor pariwisata menjadi andalan pemasukan PAD di Kabupaten Bantul terutama kekayaan Pantai Parangtritis yang cukup menarik wisatawan lokal maupun manca negara. Namun, hal itu juga membawa permasalahan yang sama dengan daerah lain yang mempunyai kekayaan wisata. Karena dengan banyaknya orang atau wisatawan datang selain membawa dampak positif juga membawa dampak negtif pula seperti penyebaran penyakit HIV/AIDS.

Kami, tambah Jati, telah membentuk Tim Terpadu Penanggulangan HIV/AIDS yang melibatkan seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan OPD terkait dalam upaya penanggulangan masalah tersebut. "Kami juga selalu turun ke daerah tujuan wisata untuk mengajak pelaku wisata berpartisipasi dini terhadap potensi-potensi yang mengarah terjadinya perilaku seks bebas yang sangat merugikan masyarakat," pungkas Jati Bayu Broto. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :