Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz. H. Hapriyanto saat menyampaikan tausyiahnya pada acara Pengajian Rutin PNS. TNI, Polri, BUMN, BUMD Kabupaten Bantul di Masjid Agung Bantul, Selasa (17/10).
Namun , tambah ustadz orang yang mengaku orang sakti atau 'digdaya' bisa dikalahkan dengan orang pintar, salah satu contohnya cerita kerajaan Mataram dibawah kekuasan Panembahan Senopati merasa murka dan tidak terima, bahwa di wilayahnya terdapat seorang raja kecil di dalam wilayah Mataram yaitu Ki Ageng Mangir yang sangat sakti yang menjadi Raja Mangir.
Untuk itu, Panembhan Senopati minta petuah tim penasehat kerajaan agar bisa menumpas raja kecil tersebut. Tim penasehat kerjaan mengarahkan Panembahan Senopati untuk merelakan putrinya yang cantik bernama Pembayun untuk menjadi penari pengamen sekaligus sebagai mata-mata yang menyusup ke wilayah Kerajaan Mangir.
Saat Raja Mangir melihat kecantikan sang penari tertariklah Ki Ageng Mangir dan merayunya untuk bersedia diperistri. Dengan hati yang berat, namun ingat akan tugasnya, Putri Pembayun menerima pinangan sang raja dan jadilah pembayun istri Sang Raja Mangir.
Suatu saat Putri Pembayun mengajak Sang Raja untuk 'sowan' kepada mertuanya yang tidak lain adalah Raja Mataram. Dengan berbagai cara rayuan, akhirnya Ki Ageng Mangir mau menuruti ajakan sang istri menuju Mataram. Sesampainya di Kerajaan Mataram, ayahanda Putri Pembayun menyambutnya dengan suka cita, namun tetap memendam amarah untuk menghabisi nyawa Sang Raja Mangir. Tanpa membuang waktu dihabisilah nyawa Ki Ageng Mangir.
Cerita pendek tersebut, terang ustadz, suatu contoh bahwa 'kedigdayaan' bisa dikalahkan dengan kecerdasan. Namun kecerdasan masih bisa dikalahkan dengan nasib 'bejo' atau suatu keberuntungan. Orang yang 'bejo' juga masih bisa dilkalahkan dengan orang yang bernasib selamat. Maka orang beragama di setiap waktu khususnya di setiap sholat, dalam salah satu do'anya akan minta keselamatan kepada Alloh SWT. "Tidak hanya selamat di dunia namun juga selamat sampai akherat, " terang ustaz Hapriyanto.
Dalam tausyiahnya Ustadz Hapriyanto menyampaikan bahwa Rosululloh, SAW menyuruh kita untuk tidak lupa melakukan tiga hal jika ingin selamat dunia dan akherat, yaitu dengan memperbanyak bacaan Tahlil, berbuat adil, bersedekah baik di saat sempit maupun di saat berkelimpahan.
Pada acara tersebut diserahkan hadiah lomba MTQ untuk umum diantaranya lomba hafalan sebagai Juara I Rafa Wirya, Juara II Kusuma Putra. Untuk Tilawah Juara I IftahLutfi Obrian, Lomba Tafsir Indonesia juara I Lia Fitriani, Tafsir bahasa Inggris juara I Rofi'atul Munawwaroh.
Sementara infak pada pengajian tersebut terkumpul sebesar Rp. 1.208.000,-. (Sit)