Legiyem, Menganyam Tikar sejak Anak-Anak

Legiyem (55) dari Dusun Kayuhan Wetan Desa Triwidadi Kecamatan Pajangan sejak usia anak-anak sudah piawai menganyam tikar dari mendong sejenis rumput-rumputan dari daerah berawa. Kepiawaian menganyam tikar didapat dari orang tuanya yang kala itu mencari rizki dari membuat tikar mendong yang dijual kepada pengepul untuk dijual ke pasar-pasar tradisional. Dari menganyam tikar mendong Legiyem bisa menghidupi keluarganya.

Sebagai penganyam tikar mendong, Legiyem bersama enam temannya di dusun Kayuhan Kulon menjadikan dusun tersebut menjadi sentra kerajinan tikar mendong dan pada Rabu (18/10) menjadi tujuan kunjungan prestour para pewarta dari Pemerintah DIY.

Legiyem mengaku dalam sehari bisa menghasilkan empat hingga lima anyaman kecil ukuran 50 cm x 50 cm, jika tikar biasa ukuran sedang bisa menghasilkan satu buah tikar saja. Jika ada pesanan seperti tikar kecil, kami bekerja sama dengan penganyam tikar mendong yang ada di dusunnya yang terdiri dari kaum tua antara umur 70-80 tahun yang sudah tidak bisa menganyam dengan cepat. Menurutnya untuk menularkan ilmu menganyam kepada anak-anak muda sangat sukar, karena mereka memilih bekerja di pabrik atau yang lain yang setiap bulan tinggal terima upah langsung.

Sementara menurut laporan Kasi dari Dinas Kominfo Pemerintah DIY EC. Sumarni, MM melaporkan bahwa pihaknya mengajak forum pewarta Pemerintah DIY di Bantul ini dalam rangka acara Press Tour Dalam Daerah tahun 2017. "Untuk itu kami mengajak sekitar 20 wartawan serta mengundang Bagian Humas dan Protokol dan Dinas Kominfo Kabupaten Bantul menuju sentra anyaman tikar mendong di Dusun Kayuhan Kulon yang saat ini sudah hampir punah," terang EC Sumarni.

Menurut EC Sumarni, MM, kunjungan ini akan dilanjutkan menuju ke Sentra Kebun Buah Langka yang terletak di Dusun Sundi Desa Argorejo Sedayu. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :