Gelar Mocopat Massal 72 Jam tersebut dibuka oleh Asisten Sumber Daya dan Kesejahteraan Rakyat Drs. Totok Sudarto, M Pd. Dilanjutkan dengan mocopat yang diawali oleh Kepala Dinas Kebudayaan Sunarto, SH. MM kemudian diikuti secara bergiliran oleh siswa-siswi SD, SMP dan SMA juara mocopat tahun 2018 dan diteruskan oleh paguyuban mocopat dari setiap kecamatan se-Kabupaten Bantul serta para guru kesenian tingkat SD, SMP dan SMA se-Kabupaten Bantul dengan mengenakan pakaian kejawen.
Pada saat memulai mocopat Pak Narto mengatakan bahwa saat ini jam menunjukkan pukul 09.50 WIB, hari Selasa (23/10) dan mocopat akan berakhir pada pukul 09.50 WIB pula pada hari Jumat (26/10). "Dengan waktu tersebut, maka mocopat akan genap 72 jam," terang Sunarto.
Menurut laporan panitia yang disampaikan oleh Drs. Dahroni, MM mengatakan bahwa Gelar Mocopat Massal 72 Jam akan diikuti oleh 300 orang peserta yang bertujuan untuk nguru-nguri atau melestarikan bahasa Jawa, sebagai sarana belajar bagi masyarakat Bantul agar cinta terhadap kebudayaannya yaitu budaya Jawa.
Sementara sambutan Bupati Bantul yang disampaikan oleh Drs. Totok Sudarto diantaranya menyampaikan bahwa dengan Gelar Mocopat Massal 72 Jam kita berharap kebudayaan Jawa berupa mocopat bisa lestari di Bumi Projo Tamansari.
Kebudayaan mocopat, tambah Pak Totok, juga bisa membentuk tingkah laku yang sopan dan halus, karena sebagaian dari anak-anak muda kita sudah mulai tergerus oleh pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita. "Maka dari itu kami menyampaikan pesan Bapak Bupati Bantul yang memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Gelar Mocopat Massal 72 Jam yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Bantul ini," tambah Pak Totok. (Sit)