Evaluasi Hasil Penilaian Adipura Tahun 2019

                Tim Penilai Adipura Nasional sudah berkeliling Bantul pada awal Oktober 2019 lalu. Tim pusat tersebut selain melihat tiga sempel Sekolah Adipura  diantaranya SD Bakalan, SMP II Bantul dan SMKN I Bantul, juga melihat beberapa tempat umum dan fasilitas umum seperti terminal, perkantoran, tempat wisata pantai dan sungai.

                Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Kliwon dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DIY pada acara Evaluasi Hasil Penilaian Adipura Tahun 2019 Kabupaten Bantul berlangsung di Ruang Pertemuan Dinas Perpusatakaan dan Arsip Kabupaten Bantul, Rabu (18/12).

                Pada hasil rekaman foto tim penilai yang dipaparkan oleh Eko Purwanto, ST dari DLH DIY menunjukkan bahwa masih banyak unsur penilaian pada tempat-tempat yang dinilai masih ada beberapa yang belum memenuhi kriteria. Seperti kebersihan lingkungan dan fasilitas umum di terminal belum dikelola, begitu pula sampahnya  belum dikelola, unsur  ruang terbuka hijau (RTH) belum menghijau serta sungai di sekitar wisata  pantai masih terdapat sampah terutama sampah plastik.

                “Dari hasil penilaian tersebut, di tiga sempel nilainya baik, namun nilai pada fasilitas umum masih banyak yang rendah. Kami berharap, hasil penilaian ini akan menjadi pemacu Pemerintah Bantul untuk lebih serius lagi meningkatkan pengelolaan kebersihan lingkungan dan unsur-unsur pendukung penilaian Adipura tahun yang akan datang,” harap Kliwon.

                Sementara menurut Wakhid, MT. Sekretaris DLH Kabupaten Bantul dalam laporannya mengatakan bahwa Adipura ini merupakan salah satu program yang telah mendorong Kabupaten Bantul tampil menjadi kota yang semakin bersih, indah, teduh, nyaman dan berkelanjutan. Untuk meraih prestasi tersebut harus didukung oleh semua unsur dan masyarakat,  tambah Wakhid.  Untuk itu kami mengundang tiga sekolahan Adiwiyata sebagai sampel, unsur OPD, dan desa se Kabupaten Bantul.

                Belajar dari keberhasilan Kota Surabaya, kata Wakhid, yang dulunya sangat panas dengan suhu 35 derajat, saat ini suhunya menurun menjadi 30 derajat, jarang banjir dan terdapat banyak taman kota dengan kicauan burung, Bantul ingin tampil seperti keberhasilan Kota Surabaya. “Saat ini Kota Surabaya menjadi acuan kota-kota besar dunia untuk datang belajar dari keberhasilannya,” terang Wakhid.

                Pada acara tersebut hadir pula sebagai nara sumber Dr. Dwi Hastuti, MP. Kabid. Inventarisasi D3TLH dan SDA pada Kantor Pusat Pengendalian dan Pengembangan Ecoregion Jawa dengan paparan bertema ‘Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Melalui Program Adipura’.

                Dwi Hastuti mengatakan bahwa, sebelum tahun  2019 program Adipura hanya diterapkan kepada kabupaten/kota yang mengajukan. Namun setelah tahun 2019 program Adipura diterapkan kepada semua kabupaten/kota seluruh Indonesia. Dengan demikian, cita-cita Indonesia bersih akan segera terwujud.

                Pada kesempatan tersebut Wakhid menambahkan, nantinya Bantul akan membentuk  kader lingkungan sebagai penyuluh kebersihan lingkungan di masyarakat, dengan harapan hidup bersih akan menjadi   suatu pola hidup masyarakat.

                               

                   

Berbagi:

Pos Terbaru :