Posisi strategis Indonesia diantara dua benua Australia dan Asia, serta dua samudra yaitu Samudra Pasifik dan Hindia yang selalu menjadi “kebanggaan” sejak dini. Tetapi terdapat juga potensi bencana yang besar dari letak geografis tersebut. Disadari atau tidak adanya gempa bumi di Kabupaten Bantul tahun 2006 merupakan titik awal baru bagi kita untuk berbenah diri, berbenah dalam mengantisipasi setiap bencana secara terpadu dengan tujuan mengurangi dampak bencana yang muncul.
Demikian pernyataan Bupati Bantul Drs. H. Suharsono ketika secara resmi membuka sarasehan dan pelatihan kegawatdaruratan yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul di Pendopo Manggala Parasamya II Manding, pada Rabu (4/3) pagi. Turut hadir pada kesempatan tersebut, yakni Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Kepala Camat Se-Kabupaten Bantul, Kepala Desa Se-Kabupaten Bantul, dan Sejumlah Tamu Undangan.
Lebih lanjut Bupati Bantul Menyambut baik dengan dilaksanakannya Sarasehan dan Pelatihan Tata Laksana Kegawatdaruratan agar terciptanya masyarakat yang memahami dan siap menghadapi segala bentuk kegawatdaruratan sehingga dapat menangani kasus-kasus dangan kegawatdaruratan medic serta mempercepat response time kegawatdaruratan untuk menghindari kematian yang seharusnya tidak perlu terjadi
Bupati Bantul dalam sambutannya mengharapkan forum ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat bantul untuk menumbuhkan budaya sadar bencana. Masyarakat juga dapat belajar dan membangun kebersamaan dalam menghadapi bencana serta berimbas terbentuknya komunitas sadar bencana yang sistematis dan berkelanjutan.