Dinas Pariwisata Bantul memutuskan untuk meliburkan sementara operasional pemungutan retribusi semua objek wisata pantai, termasuk pantai Parangtritis yang menjadi wisata andalan di Bantul. Penutupan wisata sementara ini untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona yang merebak di berbagai wilayah.
Beberapa pamflet pengumuman juga dipasang di area Tempat Pemungutan Retribusi (TPR). “Semuanya sudah diliburkan berkaitan dengan adanya kegiatan Reresik Obyek Wisata termasuk yang dikelola Dinas Pariwisata. Semua TPR tidak dijaga sampai 31 Maret. Instruksinya seperti itu,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Dra. Annihayah, M.Eng. saat dihubungi Rabu (25/3).
Annihayah mengatakan penghentian operasional sementara semua objek wisata dilakukan sesuai Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata Bantul dan surat edaran dari Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul. Demikian juga Instruksi Bupati yang di antaranya himbauan untuk menunda kegiatan yang mengundang banyak massa.
Para petugas dan pengelola wisata saat ini konsentrasi untuk melakukan perbaikan dan pembenahan sejumlah fasilitas di objek wisata. Namun tidak semua petugas jaga objek wisata yang di lokasi, melainkan hanya sebagian, karena sebagian lainnya bekerja dari rumah secara bergantian untuk mengurangi banyak pertemuan. “Petugas sesuai edaran tetap ada tapi di shift, sebagian jaga-jaga untuk mengingatkan jika ada wisatawan datang dan sebagian ditarik bekerja dari rumah,” kata Annihayah.
Selain Parangtritis, objek wisata yang dikelola Dinas Pariwisata dan sementara diliburkan sampai akhir bulan ini adalah pantai Depok, pantai Samas, pantai Kuwaru, Goa Cemara, Pandansimo, Goa Cerme, dan Goa Selarong.
Annihayah belum menghitung berapa kerugian sektor pariwisata dari dampak wabah virus Corona ini. Ia mengatakan kondisi itu hampir terjadi di semua daerah.
Sebelumnya objek wisata di Mangunan sudah lebih dulu tutup, di antaranya adalah Kebun Buah Mangunan, Puncak Becici, Pinus Pengger, Lintang Sewu, Pinus Sari, Pinus Asri, Bukit Panguk, Bukit Mojo, Seribu Batu, dan Pintu Langit. Penutupan sementara ini juga sampai 31 Maret ini. “Ini demi kemanusiaan, kami lebih mementingkan kesehatan ketimbang hiburan dan pendapatan,” kata Ketua Koperasi Notowono Purwo Harsono, saat dihubungi Senin (23/3).