Sosialisasi SOP Protokol Kesehatan Hotel dan Restoran diselenggarakan di Radja Resto dan Meeting pada Sabtu (6/6/2020). Kegiatan dihadiri perwakilan Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) di kabupaten Bantul dihadiri juga Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Dra. Nanik Istifarini, Apt, MPH.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo, S.Sos memberikan sambutan jika upaya pemulihan atau normalisasi sektor pariwisata di Kabuaten Bantul membutuhkan kekompakan dari semua pihak termasuk oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) setempat, pengelola obyek wisata, masyarakat dan pemerintah.
"Nantinya tidak terjadi saling menyalahkan diantara mereka. Sebaliknya terjadi saling komunikasi untuk mencari solusi yang tujuannya memulihkan dan memajukan kembali sektor pariwisata setelah kini sedang bersama berjuang pencegahan virus Corona (Covid-19). Oleh karenanya salah satu hal penting bahwa diperlukan adanya semacam pelurusan edukasi protokoler kesehatan bagi masyarakat dan lainnya yang kini panik terkait pendemi virus itu " kata Kwintarto
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui sekretarisnya Dra Nanik Istifarini Apt MPH menyatakan pihaknya juga siap untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi protokoler kesehatan bagi hotel dan restoran.
"Sedangkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (wisatawan), pihaknya juga siap dengan memberikan pelayanan termasuk melalui Pukesmas dan RSUD,” ungkap Nanik.
SOP Protokoler Kesehatan Hotel dan Restoran disampaikan oleh RW Wijanarko yang juga pengurus DPC PHRI Bantul. Ia menyatakan, selama ini protokoler yang berlaku untuk hotel dan restauran di Bantul adalah sama dengan yang telah diberlakukan dan dikeluarkan oleh DPP PHRI.
Banyak hal penting yang harus diperhatikan, misalnya bagian pinggir (sisi) meja makan, slot pintu dan kabin mobil juga perlu dibersihkan dengan disinfektan. Serta pentingnya selalu menjaga jarak antar tamu dan karyawan. Pada sesi tanya jawab muncul beberapa hal penting kaitannya dengan SOP itu. Diantaranya tentang bagaimana tentang SOP protokoler dan regulasi meting di hotel yang melibatkan banyak atau ratusan orang. Bagaimana cara menangani orang yang apabila saat dicek suhu dengan ternyata suhunya mencapai 38, dan makan dengan standing partai dan cara cuci tangan yang sesuai dengan standar protokoler.
Sekretaris DPC PHRI Bantul, Yohanes Hendra menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan kerja ekstra keras untuk berpartisipasi melakukan pencegahan pendemi Covid-19. Selama pendemi Covid-19 usaha hotel dan restoran terkena dampaknya. Bisa dikatakan tiada tamu, namun pelaku usaha tetap berupaya keras bertahan dengan berbagai cara salah satunya dengan cara memberlakukan dengan protokoler sesuai dengan ketentuan. Akibat Covid-19 yang berdampak ke penghasilan PHRI anjlok drastis. Sementara harus menanggung perawatan hotel dan restoran dengan biaya yang tidak sedikit. Satu hal yang diharapkan oleh PHRI pandemi segera berakhir dan dunia pariwisata bisa kembali normal.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PHRI DIY, Herman Tony menyatakan pemberlakuan New Normal nantinya diharapkan dilakukan secara serempak dan bukan per daerah atau wilayah. Untuk itu PHRI akan berusaha ektra untuk pemulihan keadaan. Salah satunya dalam waktu dekat akan mengadakan pembahasan (musyawarah). Pengawasan dan penerapan mengenai protokoler kesehatan sesuai dengan SOP harus lebih diefektifkan oleh semua pihak meliputi wiasatawan, karyawan dan siapapun.