Dirgahayu TNI ke-76, Bersatu, Berjuang, Kita Pasti Menang

Bupati Bantul, H. Abdul Halim Muslih mengikuti upacara daring HUT ke-76 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di halaman Kodim 0729 Bantul bersama jajaran Forkompimda. Presiden RI, Joko Widodo bertindak sebagai inspektur upacara dalam upacara daring yang disiarkan langsung dari Istana Negara, Jakarta.

Dalam amanat inspektur upacara, Presiden Joko Widodo menyampaikan selamat Hari Ulang Tahun ke-76 Tentara Nasional Indonesia. Rakyat bangsa dan negara kata Presiden  juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran TNI, yang selalu menjadi penjaga utama kedaulatan bangsa, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala ancaman dan gangguan. 

"Sekali lagi selamat HUT 76 TNI, selamat bekerja dan mengabdi untuk nusa dan bangsa. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu bersama kita. Dirgahayu TNI bersatu berjuang kita pasti menang," kata Presiden.

Keadaan saat ini yang masih dalam masa pandemi covid-19 diibaratkan sebagai medan perang melawan Covid-19, seperti perang yang berlarut-larut yang juga sangat menguras tenaga dan membutuhkan kewaspadaan serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.  "Bila diibaratkan sebagai perang, melawan virus Covid 19 saat ini seperti dalam perang yang berlarut-larut. Perang yang sangat menguras tenaga, menguras pikiran, mental dan semangat juang. Perang yang membutuhkan kewaspadaan, kecepatan sinergi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Presiden.

Namun demikian, Presiden Berkata bahwa keberhasilan bangsa Indonesia dalam penanganan pandemi covid-19 tak terlepas dari peran besar TNI. Jokowi mengatakan TNI selalu menunjukkan profesionalisme dalam setiap penugasan, kemampuan perorangan, kemampuan satuan.

Presiden mengatakan bahwa pemanfaatan IPTEK termasuk alutsista, telah digunakan dan dikerahkan TNI dalam menunaikan setiap tugas yang diberikan. "Kesigapan TNI ini juga saya minta untuk selalu diaktifkan dalam menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas seperti pelanggaran kedaulatan, pencurian kekayaan alam di laut, radikalisme, terorisme, ancaman siber dan ancaman biologi, termasuk juga ancaman bencana alam," ucap dia.

Menghadapi spektrum ancaman yang semakin luas, Presiden mengatakan bahwa transformasi pertahanan harus terus dilanjutkan untuk meletakkan pondasi, bagi pembentukan kapabilitas pertahanan modern yang relevan dengan perkembangan teknologi militer terkini. "Sehingga TNI dapat bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan Indonesia yang mampu berperan di lingkungan strategis regional maupun global." kata Presiden.

Berbagi:

Pos Terbaru :