Pengajian Rutin ASN, TNI/Polri dan BUMN/BUMD di Masjid Agung Manunggal Bantul Digelar Kembali


Pemkab Bantul pagi ini kembali menggelar Pengajian Rutin ASN, TNI/Polri dan BUMN/BUMD di Masjid Agung Manunggal Bantul dengan memberlakukan protokol kesehatan, pengajian ini dihadiri pula Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih dan Jajaran Forkopimda Kabupaten Bantul, dengan menghadirkan ustadz KH. Hendri Sutopo dari Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Panggungharjo Sewon. Rabu (2/3/2022).

Kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan sebulan sekali ini, bertujuan untuk memberi siraman rohani kepada para pejabat dan aparat dalam hal memberi bimbingan iman dan moral, sehingga para pejabat dan aparat sebagai abdi negara bisa menjalankan tugasnya dengan baik, disiplin dan bertanggungjawab.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dalam sambutannya mengatakan ASN sebaiknya rutin mengikuti pengajian agar kita senantiasa mengingat persiapan untuk kehidupan akhirat. “Sering kali kita ini lupa kita lupa pada sesuatu yang lebih penting dari yang kita kerjakan di kehidupan sehari-hari yaitu persiapan untuk kehidupan setelah didunia ini. Karnanya sebagai ASN kita tidak ingin melepaskan kesempatan-kesempatan ini, karna kita harus menyadari kita tidak selamanya menjadi ASN dan tidak selamanya hidup di dunia ini. Maka pengajian seperti ini sebaiknya kita ikuti agar kita menjadi ingat untuk persiapan kehidupan di akhirat,” pesannya.

Sementara KH.Drs. Hendri Sutopo dalam tausiahnya mengajak kepada seluruh pejabat maupun aparat untuk bisa selalu bersyukur, dan melayani masyarakat dengan baik. Siraman rohani ini penting untuk memberikan nutrisi hati sehingga dalam kehidupannya seorang pelayan publik dapat bekerja dengan professional dilandasi nilai-nilai agama.

Gempa Jogja yang terjadi pada tahun 2006 yang telah merenggut ribuan saudara-saudara kita merupakan sedikit gambaran kecil terjadinya kiamat, di mana di saat gempa orang-orang merasakan kepanikan yang luar biasa, menurut penuturan KH. Hendri Sutopo, saat itu banyak orang yang kehilangan akal sehat karena merasa takut, bayi ditinggalkan begitu saja, ditambah adanya isu terjadinya tsunami menambah kekalutan kita semua.

Bila kita saksikan bersama, kondisi alam dan kehidupan sosial dewasa ini mempertegas tanda-tanda terjadinya kiamat semakin dekat, seperti : perzinahan merajalela, pasar lebih dekat (termasuk pasar online), minuman khamr dan pergelaran atraksi yang mengumbar hawa nafsu dan pembunuhan.

Ditambahkan Hendri, tanda-tanda kiamat seperti turun hujan seharusnya disyukuri namun yang terjadi justru tidak disyukuri, padahal itu nikmat Allah. “ Akhirnya hujan menjadi bencana banjir, longsor, karena semua itu akibat dari kekhufuran manusia kepada nikmat Allah, “ terangnya.

Diakhir tausiahnya, dia mengajak untuk selalu meningkatkan ibadah dan berbuat baik bagi sesame serta berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan.

Berbagi:

Pos Terbaru :