Ratusan orang berkumpul di halaman pintu masuk Stadion Sultan Agung, Bantul, Senin malam (3/10). Mereka adalah para pecinta sepak bola Bantul yang berbondong-bondong datang untuk mengikuti aksi solidaritas dan doa bersama bagi korban peristiwa Sabtu (1/10) di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Panitia penyelenggara mengajak peserta yang hadir untuk menjadikan momen ini sebagai media refleksi diri guna berbenah demi kepentingan sepak bola di masa yang akan datang. Kapolres Bantul, AKBP Ihsan, sangat mengapresiasi dilaksanakannya acara tersebut di tengah duka yang masih dirasakan keluarga dari para korban Aremania dan Aremanita.
“Momentum ini menjadi momentum yang baik untuk perjalanan atmosfer sepak bola dan suporter yang ada di Yogyakarta agar bisa semakin dewasa, semakin lebih baik, semakin saling mencintai dan menghargai. Nyawa manusia tidak bisa dihitung dengan kemenangan nyawa manusia tidak bisa dihitung dengan prestasi lainnya,” tegasnya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berharap kedepannya semuanya dapat berbenah mengingat suporter juga menjadi salah satu instrumen yang penting dalam dunia sepakbola. Oleh karenanya peristiwa ini harusnya dapat membangun kesadaran dari semua pihak untuk masa depan sepakbola.
“Peristiwa ini harus menjadi peristiwa yang terakhir, kita berpesan, marilah dengan peristiwa ini kita bisa maknai untuk menjadikan semakin dewasa, semakin arif, semakin bijaksana, tentu kita semua ingin sepakbola Indonesia berkembang dan berkembang,” pesan Halim dalam sambutannya.