Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, pemerintah daerah Kabupaten Bantul menyelenggarakan Talk Show Peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2022 yang bertujuan untuk melakukan gerakan bersama pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Bantul pada Kamis (1/12/22), bertempat di Aula Pemerintah Daerah II Kompleks Perkantoran Manding.
Talk show ini dihadiri oleh Bupati Bantul, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, OPD di Kabupaten Bantul, Ketua PMI Kabupaten Bantul, Kepala Puskesmas dan Rumah Sakit (RS) se-Kabupaten Bantul, LSM Penggiat dan Pendukung HIV/AIDS, seluruh Panewu di Kabupaten Bantul, serta Dr. Warih Tjahjono. SpPD selaku narasumber.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyampaikan bahwa infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Di mana jumlah kasus HIV di kawasan Asia Tenggara menyumbangkan 10% dari total beban HIV secara global. Untuk mencapai endemi AIDS, tentu tidak dapat dilakukan oleh satu pemangku kebijakan saja. Mengingat masalah ini menyangkut pengetahuan, budaya, dan pengendalian diri masyarakat, maka perlu adanya diseminasi dan sosialisasi mengenai HIV/AIDS.
"Sekali lagi pada para pimpinan OPD, tema cegah HIV dan semua setara akhiri AIDS ini bisa digaungkan pada kegiatan-kegiatan di OPD masing-masing guna mensosialisasikan kepada masyarakat tentang HIV AIDS. Termasuk dinas pendidikan, terutama balai pendidikan menengah ini bisa melakukan diseminasi atau sosialisasi ke murid-muridnya," tutur Halim.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santoso menuturkan bahwa sampai dengan saat ini, HIV/AIDS masih menjadi salah satu program prioritas yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Indonesia. Program HIV/AIDS sendiri ditargetkan dapat tereliminasi pada tahun 2030 bersama dengan program lain yaitu TBC dan Malaria.
dr. Sri Wahyu Joko Santoso melaporkan bahwa untuk saat ini, Kabupaten Bantul telah menyediakan fasilitas kesehatan dalam rangka untuk mempercepat eliminasi HIV berupa tes HIV. Tes HIV ini sudah tersedia di 27 puskesmas dan 13 RS di Kabupaten Bantul yang dapat diakses oleh masyarakat untuk mengetahui status HIV mereka. Selain itu, di 27 puskesmas dan 13 RS tersebut juga telah disiapkan fasilitas kesehatan yang sudah dapat melayani Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) atau yang biasa dikenal dikenal layanan PDP. Kedepannya, jumlah puskesmas dan RS yang memberikan fasilitas tersebut akan ditingkatkan supaya ODHA, khususnya di Kabupaten Bantul dapat lebih mudah untuk mengaksesnya.
Namun meskipun fasilitas kesehatan sudah ditingkatkan oleh pemerintah, hingga saat ini tak jarang masih ditemukan kendala terkait dengan ODHA yang mendapatkan stigmatisasi dan diskriminasi dari lingkungan sekitar serta adanya keluhan dari kelompok tertentu yang sulit untuk memperoleh akses, baik di bidang pekerjaan, pendidikan, maupun kesehatan. Oleh karena itu, dr. Sri Wahyu Joko Santoso berharap seluruh pihak dapat mendukung program eliminasi HIV/AIDS.
"Kami dari kesehatan sangat mengharapkan dukungan dari lintas sektor, lintas program, semua elemen masyarakat, serta dari pemerintah dan swasta untuk mendukung program HIV ini agar mencapai eliminasi pada tahun 2030," ujar dr. Sri Wahyu Joko Santoso.