Memasuki era akselerasi digital, di mana segala perubahan terjadi begitu cepat dan dinamis, generasi muda Indonesia dituntut untuk tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga jenis kecerdasan lain. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan emosinoal, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual.
“Generasi muda saat ini kan sudah masuk era perubahan cepat. Kita rasakan betul dampak dari akselarasi digital. Untuk itu kita butuh sumber daya manusia unggul yang menguasai kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual,” ujar Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih saat menjadi pembina upacara di MAN 1 Bantul, Senin (2/1/2023).
Halim menekankan, penguasaan ilmu eksakta dan akademik saja tak bisa dijadikan tolok ukur masa depan generasi muda. Sebab, jika unggul dalam hal akademik, namun minus secara moral, tentu berpotensi merusak masa depan, terutama saat terjun dalam dunia kerja. Salah satu konsekuensi akselerasi digital adalah reputasi atau rekam jejak yang terdokumentasikan secara digital. Apabila di masa muda terdapat catatan tak baik yang terekam secara digital, bukan hal tak mungkin hal tersebut menjadi faktor penghambat mendapat pekerjaan.
Kombinasi penguasaan empat kecerdasaan yang telah disebut Halim akan membantu generasi muda untuk siap menghadapi tantangan ke depan. Cerdas sosial, emosional, dan spiritual secara tidak langsung membentengi generasi muda dari tindakan amoral serta peningkatan penguasaan diri yang baik. Ketiga kecerdasaan ini harus terus dipupuk sebagai penyeimbang kecerdasan intelektual yang sudah barang tentu menjadi kewajiban generasi muda untuk menuntut ilmu. (Els)