Penggunaan Biosaka untuk Pertanian, Konsep dari Alam Kembali ke Alam

Penggunaan Biosaka yang merupakan booster pupuk kembali digencarkan di sela-sela panen padi bersama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Caturharjo, Pandak, pada Selasa (14/2/2023). Yasin Limpo menegaskan, Biosaka merupakan kearifan lokal yang menggunakan konsep dari alam kembali ke alam. Penggunaan Biosaka bahkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50%.

"Biosaka ini adalah kearifan lokal yang mudah sekali dibuat dan diaplikasikan. Cukup pakai rumput segar di sekitar dan air. Intinya ini menggunakan konsep dari alam kembali ke alam," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Ir. Sugeng Purwanta, M.M.A., menambahkan, sosialisasi terkait pembuatan dan penggunaan Biosaka terus-menerus dilakukan pada kelompok-kelompok tani. Bahkan, pada pertengahan Maret mendatang, akan dilaksanakan panen padi yang telah menerapkan Biosaka seluas 200 hektar di Imogiri, Bantul. Selain itu, 1.000 petani juga direncanakan membuat Biosaka secara bersama-sama.

"Sejumlah kelompok tani sudah mempraktikkan biosaka. Sosialisai juga terus kami lakukan. Rencananya, pertengahan Maret nanti akan dilakukan panen padi dengan aplikasi biosaka seluas 200 hektar. Nanti juga akan ada 1.000 petani yang membuat biosaka,” ujar Sugeng.

Gencarnya penggunaan Biosaka, selain sebagai booster pupuk, juga untuk meningkatkan kualitas produk pertanian yang ada. Apalagi, menurut Yasin Limpo, Indonesia harus bisa bangkit sebagai negara agraris yang unggul. Sebab, pertanian merupakan sektor penting yang menyokong tatanan kehidupan. Pertanian juga menjadi kunci langgengnya sebuah peradaban.

Tak hanya itu, pertanian juga menjadi sektor yang tangguh dan sanggup bertahan ketika Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Ketika sektor lain seperti pariwisata, manufaktur, hingga transportasi lumpuh akibat pandemi, sektor pertanian justru mampu menjadi penyelamat ekonomi Indonesia dengan grafik pertumbuhan yang positif. (Els)

Berbagi:

Pos Terbaru :