Bidan memiliki peran penting dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi. Kendati angka kematian ibu di Kabupaten Bantul pada tahun 2022 menurun dibanding tahun sebelumnya, namun kapasitas dan kualitas para bidan di Bantul harus terus ditingkatkan agar berstandar global.
“Pada tahun 2021, kasus kematian ibu di Bantul berjumlah 44 kasus. Untuk tahun 2022, ada 16 kasus kematian ibu. Penyebab utama kematian adalah perdarahan dan pre eklampsia. Untuk itu, upaya penurunan kematian ibu dan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kabupaten Bantul perlu ditinjau ulang seperti bagaimana pelayanan obstetri dan neonatal (PONED) di Puskesmas. Lalu apakah sumber daya manusia seperti bidan sudah terpenuhi baik dari segi jumlah dan kualitas,” ujar Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bantul, Nur Allailiyah, S.SiT., Bdn, MPH, saat paparan umum dari hasil dan rekomendasi tentang program asistensi kebidanan di Rumah Dinas Bupati, Sabtu (25/2/2023).
Menyadari hal tersebut, IBI Cabang Bantul menggandeng PUM Netherland untuk membimbing dan mendampingi IBI Cabang Bantul dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam asuhan kebidanan sesuai kerangka kerja yang ditentukan. PUM Netherland sendiri merupakan organisasi sukarelawan para ahli yang dibiayai oleh Pemerintah Belanda. Selain IBI Bantul, lembaga di Bantul yang pernah meminta pendampingan PUM Netherland adalah Bappeda dan Dinas Pariwisata dengan menilik sepak terjang PUM Netherland yang telah membantu negara berkembang selama 40 tahun berdiri.
Berkaitan dengan program yang diajukan IBI Bantul, ahli yang diterjunkan PUM Netherland adalah bidan senior Belanda, Corien van den Haar. Selama dua minggu, Corien meninjau langsung kinerja bidan di Kabupaten Bantul, baik yang berada di puskesmas, komunitas penduduk, atau bidan praktik mandiri. Selama kurun waktu tersebut, Corien menyimpulkan ada beberapa tantangan yang dihadapi IBI Bantul.
“IBI Bantul belum memiliki transportasi organisasi operasional kegiatan seperti pengawasan dan pengendalian praktik mandiri, pembinaan anggota rutin, hingga pelaksanaan bakti sosial pelayanan KIA. Selain itu, keterlibatan bidan dan IBI oleh pemerintah dalam perencanaan pembangunan KIA di Kabupaten Bantul masih rendah,” ujarnya.
Dari sejumlah tantangan ada, ada beberapa saran dan rekomendasi yang telah disampaikan. Menanggapi hal tersebut, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyambut baik atas apa yang telah dipaparkan. Sebab menurutnya, peran IBI mutlak diperlukan demi ibu dan bayi yang sehat.
“Pemerintah telah menetapkan prioritas penurunan stunting. Tentu saja peran IBI mutlak diperlukan di sini karena kita ingin bayi-bayi yang dilahirkan sehat dan tumbuh dengan baik. Kondisi ibu juga sehat sejak masa kehamilan hingga pasca melahirkan. Kami juga punya harapan besar bidan-bidan di Bantul dapat meningkatkan kemampuan lewat terobosan ilmu pengetahuan yang terus berkembang,” pungkas Halim. (Els)