Bupati Soroti Gaya Hidup Diet Ketat, Berpotensi Lahirkan Anak Stunting

Stunting menjadi masalah kesehatan yang proses penanganannya harus dilakukan jauh dari hulu. Salah satu penyebanya yakni kondisi anemia yang dialami ibu hamil. Untuk menghindarkan kondisi ini, seorang perempuan harus mendapatkan asupan nutrisi yang baik sedari remaja. Gaya hidup inilah yang disoroti oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam kegiatan advokasi dan KIE Pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan. “Ada kecenderungan anak-anak gadis saat ini berkiblat pada kehidupan idol dan para artis yang melakukan diet ketat dan cenderung berlebihan sehingga banyak yang kurus dan mengalami kondisi anemia,” ungkap Halim.

Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya saat ini yakni melalui pemberian pil penambah darah untuk remaja puteri pada usia SMA/SMK sederajat. Selain itu optimalisasi layanan posyandu juga diharapkan dapat meningkatkan peran dalam pengurangan dan pencegahan angka stunting di Kabupaten Bantul. Dana sebesar 50 juta rupiah melalui program P2BMP telah digelontorkan untuk setiap padukuhan yang salah satu sasaran penggunaannya adalah untuk kegiatan posyandu. Selain itu dilakukan pula sertifikasi kader posyandu untuk menjamin layanan yang diberikan sesuai standar. “Dengan demikian dua dari fungsi layanan kesehatan, yakni promotif dan preventif dapat dilakukan oleh posyandu,” imbuh Halim. 

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin, S.H.,M.M., menerangkan bahwa Bantul berhasil meraih pencapaian tertinggi dalam penanganan stunting di  DIY. Angka stunting di Kabupaten Bantul berhasil turun dari 19,10% (2021) menjadi 14,9% (2022). Berkat capaian ini, Pemerintah Kabupaten Bantul diganjar penghargaan dari BKKBN Perwakilan DIY. “Pada tahun 2023 ini, masing-masing kabupaten dan kota di DIY mendapat dukungan dana sekitar 32 miliar rupiah untuk pengelolaan Program KB dan penanganan stunting, sekitar 15 miliar rupiah untuk penanganan stunting,”imbuhnya. 

BKKBN sendiri menggulirkan berbagai kebijakan untuk pencegahan stunting, salah satunya menggalakkan kampanye menghindari 4 terlalu, yakni hamil atau melahirkan terlalu muda (usia minimal 21 tahun bagi perempuan untuk menikah), hamil dan melahirkan terlalu tua (tidak lebih dari 35 tahun), menghindari melahirkan terlalu rapat (normal jarak kelahiran 2-3 tahun), dan menghindari terlalu banyak anak (dua anak lebih sehat) agar pendidikan dan kesehatan dapat lebih terjamin. (Am)
 

Berbagi:

Pos Terbaru :