Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar. Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Bantul merupakan kalurahan dengan angka stunting tertinggi di Kabupaten Bantul.
Sebagai upaya mendukung program pemerintah khususnya penanggulangan stunting, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bantul bekerjasama dengan IDI Wilayah DIY menggelar kegiatan IDI Beraksi dengan tajuk "Balitaku Sehat, Bantulku Hebat" bertempat di Pendopo Kalurahan Selopamioro, Imogiri. Sabtu (4/3/2023).
Kegiatan IDI Beraksi ini meliputi pemberian edukasi mengenai penanggulangan dan pencegahan stunting, pemberian makanan tambahan untuk anak yang terindikasi stunting, serta pengecekan kondisi kesehatan anak.
Ketua IDI Wilayah DIY dr. Joko Murdiyanto meyakini bahwa pendampingan yang akan dilakukan oleh IDI selama tiga tahun di wilayah Selopamioro ini nantinya dapat mengurangi angka stunting di kalurahan ini.
"Stunting ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Semua pihak harus concern dan berkontribusi dalam penanggulangan stunting. Kami yakin, pendampingan IDI yang akan dilakukan hingga Tahun 2025 nanti akan dapat mengurangi angka stunting di Kalurahan Selopamioro yang saat ini tertinggi di wilagah Kabupaten Bantul," tegas Joko.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr. Agus Tri Widiyantara memberikan apresiasi kepada IDI yang telah memberikan pendampingan penanganan stunting di Kalurahan Selopamioro. Dirinya mengaku masih akan terus melakukan analisis terkait penyebab tingginya angka stunting di wilayah ini.
"Masih terus dilakukan analisis terkait penyebab tingginya angka stunting di wilayah Selopamioro ini agar penanganannya pun tepat sasaran. Untuk saat ini masih fokus pemberian makanan tambahan untuk balita. Diharapkan dengan melakukan intervensi gizi pada balita, memperbaiki pola asuh dan pola makan, akan menjadi salah satu cara mengurangi angka stunting," kata Agus.
Ditemui dalam acara yang sama, Lurah Selopamioro Sugeng menyampaikan bahwa angka stunting tertinggi di Kalurahan Selopamioro ini berada di Dusun Srunggo 1 dan 2. Hal itu disebabkan karena tingkat ekonomi di wilayah tersebut tergolong rendah karena menurut Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dua wilayah tersebut memiliki tingkat kemiskinan yang tertinggi.
"Saat ini seluruh tokoh masyarakat sudah berkolaborasi dalam mengurangi angka stunting, kalurahan pun sudah menggelontorkan dana untuk hal tersebut. Semoga dengan pendampingan dari IDI nantinya lebih efektif dalam mengurangi angka stunting di Selopamioro," pungkas Sugeng. (Pg)