Kasus pinjaman ilegal yang banyak menjerat kaum hawa terutama kalangan ibu-ibu adalah alasan terselenggaranya Dialog Literasi dan Inklusi Keuangan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Mengambil tema Meningkatkan Cakap Keuangan Perempuan Kabupaten Bantul, acara ini dilaksanakan di Pendopo Manggala Parasamya, Kompleks Kantor Bupati Bantul pada Jumat (12/5/2023). Sebab itulah sasaran peserta kegiatan ini merupakan pelaku UMKM Bantul yang didominasi perempuan.
Eko B. Supriyanto, editor in chief and chairman Infobank Media Group, menyampaikan kegundahan Infobank saat ini terkait maraknya pinjaman ilegal dikalangan ibu-ibu.Ibu-ibu cenderung akan melakukan segala hal jika menginginkan sesuatu. Salah satunya dengan mengajukan pinjaman bank. Akan tetapi, setelah itu mereka kesulitan membayar angsuran dan akhirnya nama mereka tercatat sebagai blacklist. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan hingga akhirnya lari dan terjebak pada pinjaman ilegal.
“Belilah yang kita perlukan dan sesuai kemampuan. Karena sejatinya fungsi uang itu untuk kebutuhan, sebagai investasi, dan cash flow untuk kita,” ucapnya.
Menyambut pernyataan tersebut, Joko Purnomo selaku Wakil Bupati Bantul yang hadir pada kegiatan ini menyampaikan bahwa perempuan sejatinya memegang peranan yang sangat penting di Kabupaten Bantul. Mayoritas pelaku usaha pada tahun 2022 adalah perempuan dengan 43.568 dari 86.680 pelaku usaha. Hal inilah yang mendasari pentingnya kegiatan peningkatan literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat khususnya pelaku usaha perempuan.
“Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya mendorong peningkatan kontribusi sektor jasa keuangan formal terhadap ekonomi produktif melalui pemberdayaan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas. Hal ini membutuhkan sinergi antar instansi dan stakeholders terkait dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan khususnya bagi perempuan dan pelaku usaha perempuan. Peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan dan pelaku usaha perempuan diharapkan dapat meningkatkan akses keuangan, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mewujudkan masyarakat Kabupaten Bantul yang sejahtera,” jelasnya.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan dialog oleh tiga orang narasumber, yaitu Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi & Perlindungan Konsumen OJK terkait pentingnya literasi keuangan agar perempuan tidak tertipu pinjaman ilegal. Selain itu, hadir pula Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia terkait produk bank yang bisa diakses oleh perempuan. Untuk narasumber ketiga adalah Lana Soelistianingsih, Anggota Dewan Komisioner Merangkap Kepala Eksekutif LPS, terkait menyimpan uang dengan aman. (Syf)