Tanggal 26 April selalu diperingati sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN). Secara umum, tujuan peringatan HKBN adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan seluruh lapisan masyarakat dari risiko bencana menjadi tangguh menghadapi bencana.
Pada tahun ini, Kabupaten Bantul melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperingati HKBN lewat sarasehan yang diselenggarakan di Pendopo Manggala Parasamya pada Selasa (16/5/2023). Sarasehan ini diikuti oleh Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul, Lurah dan Ketua FPRB se-Kabupaten Bantul, Tagana, PMI, Pramuka, serta Komunitas Penanggulangan Bencana yang ada di Bantul.
Sarasehan sebagai peringatan HKBN ini juga mengundang dua pakar, yakni Bidang Data dan Informasi Stasiun Klimatologi DIY, Etik Setyaningrum, dan Direktur RedR Indonesia, Benny Lisdianto.
Dalam keterangan yang diberikan, Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanto, menyampaikan sub tema yang diambil dalam sarasehan kali ini adalah Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana.
“Tema HKBN adalah Siap Untuk Selamat. Sedangkan sub tema kali ini, ingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bencana seluruh lapisan masyarakat menuju Desa Tangguh Bencana,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, yang hadir untuk memberi pengarahan sekaligus sebagai narasumber, mengungkapkan mitigasi bencana sangat penting untuk menjadikan sebuah wilayah tangguh bencana. Kesiapsiagaan, mitigasi, semuanya butuh sinergi serta kolaborasi yang jelas dan terstruktur, sehingga penanggulangan bencana juga bisa dilaksanakan maksimal.
“Tujuh belas tahun lalu, Bantul pernah diguncang gempa besar. Lalu belum lama ini, kita juga sama-sama menghadapi pandemi Covid-19. Bantul bisa bangkit dari itu semua tentu saja karena terbangun sinergi yang bagus dari seluruh pihak. BPBD, FPRB, Basarnas, masyarakat, OPD, relawan, semuanya berkontribusi dengan maksimal sehingga kesiapsiagaan penanggulangan bencana kita bisa berjalan dengan baik,” ungkap Joko.
Sinergi dan kolaborasi dari semua elemen di setiap tingkatan merupakan penegas bahwa sejatinya bencana merupakan urusan bersama. Bencana, tak bisa diselesaikan satu pihak atau menjadi urusan institusi tertentu. Keterlibatan, peran, kontribusi dari semua pihak penting demi mewujudkan ketangguhan bencana. (Els)