Simbolisasi rasa syukur atas limpahan berkah keselamatan, rezeki, serta kesehatan dimanifestasikan dalam berbagai wujud kegiatan oleh orang jawa khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Begitupula yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Mancingan, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai selatan Jogja ini setiap tahunnya menggelar upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri. Gelaran ini dilaksanakan pada Selasa Wage pada sekitaran bulan Mei.
Pada tahun 2023 ini, upacara Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri dilaksanakan pada Selasa siang (23/5/2023). Ratusan warga turut memeriahkan rangkaian upacara adat dengan kirab busana jawa dan arak-arakan membawa serta uba rampe serta sesaji. Titik kumpul peserta ada di Joglo Wisata Parangtritis. Setelah itu, rombongan kirab berjalan menuju ke Cepuri Parangkusumo. Di tempat inilah, doa-doa dipanjatkan oleh peserta, dipimpin oleh sesepuh desa. Pasca rangkaian doa bersama, beragam uba rampe dan sesaji kemudian dilarung ke laut dari bibir pantai parangkusumo.
Ragam ubarampe dan sesaji ini sebagai wujud pisungsung atau rasa terimakasih kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang diberikan baik dari hasil bumi maupun dari pariwisata. Ada beberapa unsur yang wajib ada dalam uba rampe upacara ini, tumpeng songgo buwana sebagai simbol keyakinan pada Tuhan, Kelapa sebagai simbol air suci, pisang sanggan sebagai wujud amanah dan tanggungjawab manusia, serta pakaian sebagai bentuk identitas moral manusia.
Kini, upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri tak hanya semata menjadi upacara adat biasa. Namun keberadaannya menjadi atraksi pariwisata yang ditunggu oleh masyarakat. "Melalui acara ini kita bisa memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kita diberikan amanah untuk menjaga dan melestarikan berupa bumi maupun laut ini untuk kemalahatan bersama," ungkap Tri Waldiono, wakil ketua penyelenggara (Am)