Kirab Siwur Kembali Digelar untuk Mengawali Tradisi Nguras Enceh

Kirab Siwur yang menjadi rangkaian awal menjelang upacara tradisi Nguras Enceh kembali digelar di Imogiri, Kamis (27/7/2023). Arak-arakan kirab berangkat dari Kapanewon Imogiri dengan membawa lima gunungan hasil bumi yang ditandu oleh 15 bregodo. Di belakangnya, peserta kirab mengekor rapi dengan busana jawa yang khas.

Ketika arak-arakan kirab melintas, masyarakat menyambut antusias. Tradisi ini memang memang menjadi agenda rutin yang selalu ditunggu setiap tahun. Terlebih, ketika pandemi covid melanda, masyarakat tak bisa menyaksikannya karena Kirab Siwur ditiadakan.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang turut mengikuti tradisi Kirab Siwur, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya acara ini. Semangat masyarakat Imogiri untuk terus melestarikan Kirab Siwur adalah jaminan bahwa tradisi ini tidak akan mudah hilang digerus waktu.

“Terima kasih banyak kepada masyarakat Imogiri yang secara konsisten melestarikan budaya adiluhung ini, sehingga tidak akan mudah hilang digerus waktu. Kegiatan ini bukan sekadar menjaga budaya tradisi, tapi bagaimana memaknai filosofi di dalamnya,” ucap Halim.

Siwur yang diarak dalam kirab ini merupakan piranti yang nantinya akan digunakan untuk menguras atau membersihkan enceh (gentong) di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri. Siwur ini terbuat dari tempurung kelapa yang dihubungkan dengan gagang kayu dan kancing pengait. 

Pada prosesi kirab, usai pelepasan dari Kapanewon Imogiri, pengambilan siwur dilakukan di ndalem Bupati Juru Kunci Surakarta dan Juru Kunci Puralaya. Prosesi ini kemudian diakhiri dengan serah terima di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri. (Els) 

 

Berbagi:

Pos Terbaru :