Menginjak usia ke-100 tahun, Kalurahan Sabdodadi bertekad untuk menjadi salah satu kalurahan inklusif. Hal ini disampaikan oleh Lurah Sabdodadi, Siti Fatimah, saat memberikan sambutan dalam upacara peringatan 100 tahun Kalurahan Sabdodadi di Lapangan Keyongan pada Rabu (9/8/2023).
“Banyak hal yang ingin kami wujudkan di Sabdodadi. Kami telah berupaya dan bekerja keras untuk menjadi kalurahan layak anak, layak perempuan, dan layak lansia. Semua itu tujuannya untuk menuju kalurahan yang inklusif,” ujar Siti.
Wakil Bupati Baantul, Joko Purnomo, yang turut menghadiri upacara peringatan 100 tahun Kalurahan Sabdodadi, menyampaikan momen ini dapat dijadikan untuk melihat kembali sejauh mana perkembangan maupun kemajuan yang ada di Sabdodadi.
“Jadi, 100 tahun itu usia yang panjang. Dalam perjalannya, Sabdodadi mampu membuktikan bahwa Sabdodadi punya potret istimewa. Masyarakatnya guyub rukun dan berprestasi. Selain itu, visi misi Kalurahan Sabdodadi sudah selaras dengan rencana pembangunan Pemerintah Kabupaten Bantul,” beber Joko.
Joko menambahkan, Sabdodadi merupakan satu dari 75 kalurahan berprestasi yang dimiliki Kabupaten Bantul. Kalurahan seluas 232,2 hektar ini adalah desa pertama di Bantul yang berstatus Desa Mandiri Budaya. Ketetapan ini diputuskan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada tahun 2020.
Selain ditetapkan sebagai Desa Mandiri Budaya, Sabdodadi juga memiliki sejumlah destinasi wisata andalan seperti Desa Wisata Manding maupun Sendang Patirtan Kamulyan. Hingga kini, beberapa warisan leluhur seperti kesenian gamelan, jathilan, hingga macapat masih dilestarikan oleh masyarakat Sabdodadi. (Els)