Peternak Ayam Joper Asal Pajangan Bantul Hasilkan Ribuan DOC Tiap Minggu

Sutardi (38), warga Dusun Beji Kulon, Sendangsari, Pajangan, Bantul sukses geluti usaha ternak ayam Jawa Persilangan (Joper). Dirintis sejak tahun 2012, usaha peternakan yang ia beri nama Kelompok Anggun Farm, kini dalam seminggu dirinya dapat memproduksi hingga 40.000 DOC (Day Old Chicken) atau bibit ayam jawa yang sudah disilangkan. Sutardi menyebutnya Joper yang merupakan singkatan dari Jowo Persilangan.

“Disini ada indukan betina. Indukan betina ini dari layer jadi ini dari pabrik terus ini kita kawinkan dengan pejantan bangkok terus nanti telurnya kita masukkan ke mesin, yang nanti DOC nya itu sudah menjadi DOC Joper,” kata Sutardi.

Ayam Joper merupakan hasil persilangan dari ayam ras  betina dengan ayam jantan kampung. Bagi Sutardi, dunia ternak ayam bukanlah hal asing bagi dirinya. Sebab sebelumnya pada tahun 2000 orang tuanya sudah bergerak dalam bidang ayam petelur.

Sejak dirintis hingga saat ini, konsumennya telah mencapai seluruh Pulau Jawa. Bahkan menurut Sutardi, konsumennya pernah mencapai pasar luar pulau, yaitu Sumatera dan Sulawesi. Imbas adanya pandemi Covid-19 membuat pasarannya kini hanya mencakup wilayah Jawa Timur, Barat, dan Jawa Tengah.

“Sementara ini kita memasarkan ke Jawa Timur hingga Jawa Barat, Jawa Tengah juga sudah dari Kediri, Sragen. Jawa Barat juga Cianjur, Garut sudah ada customer tetap. Kalau dulu sebelum korona itu kita sudah sampai ke luar pulau juga sampai ke Medan, dan Sulawesi tapi karena korona itu sekarang kami hanya di Pulau Jawa,” imbuh Sutardi.

Dijelaskan Sutardi, untuk menjadi satu ekor DOC Joper prosesnya cukup panjang. Sebelum penetasan, telur akan dimasukkan ke cooling room. Hal ini bertujuan agar telur dapat menetas di waktu bersamaan. Dalam seminggu dilakukan penetasan sebanyak dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis setiap minggunya. Harga DOC yang dijualnya yakni sebesar Rp 5.000 per ekor untuk reseller, sedangkan peternak langsung diberi harga Rp 6.000 per ekor. 

“Kalau produksi telurnya itu kita pe rhari, lalu kita masukkan ke cooling room, itu kulkas yang kita buat sendiri yang muat banyak telur, terus nanti kita setting seminggu itu dua kali, Senin  dan Kamis. Karena kalau tidak kita masukkan cooling room itu nanti tidak menetas secara bersamaan. Jadi untuk menyamakan embrio supaya bisa menetas bersama kita masukkan cooling room dulu. Untuk sekali penetasan itu kita dalam satu minggu itu sekitar 20.000 sekali jadi kalau seminggu dua kali bisa 40.000,” ujar Sutardi. (Fza)

Berbagi:

Pos Terbaru :