Sebagai wujud syukur atas ditetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO, Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan DIY menggelar Festival Pahargyan. Bertempat di sepanjang Jalan Malioboro pada Sabtu (28/10/2023), gelaran ini merupakan event perdana pasca penetapan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda. Dengan tema, Satu Aksi Sumbu Filosofi : Budaya Yogyakarta Mendunia, serangkaian kegiatan dalam festival tersebut meliputi beberapa agenda.
Seperti yang disampaikan ketua penyelenggara, tujuan dari kegiatan Festival Pahargyan ialah guna meningkatkan dan menguatkan komitmen daerah dalam pengelolaan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia.
"Dimana sebagai tujuan adalah meningkatkan dan menguatkan komitmen daerah dalam pengelolaan sumbu filosofi sebagai warisan dunia. Kemudian juga meningkatkan peran aktif masyarakat baik dikawasan inti maupun penyangga sumbu filosofi dalam pengelolaan warisan budaya. Ketiga, meningkatkan dan membangun pemberdayaan masyarakat dalam upaya mengembangkan kawasan sumbu filosofi. Keempat, memberikan informasi, sosialisasi, dan publikasi kepada masyarakat tentang penetapan sumbu filosofi sebagai warisan budaya dunia" ujar Ketua Penyelenggara.
Dirinya menambahkan, beberapa kegiatan pokok dalam rangkaian ini antara lain, amazing race dengan start dan finish di Taman Budaya Yogyakarta, Pahargyan Sumbu Filosofi, Doa Bersama dilanjutkan potong tumpeng, perjanjian MoU kerjasama , serta launching SI SUFI, dan Flashmob.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya menuturkan, sumbu filosofi merupakan mahakarya jenius tentang penghayatan manusia jawa akan nilai-nilai luhur yang universal.
"Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan karya jenius yang mengkristalisasikan penghayatan manusia jawa tentang nilai-nilai universal yang harus dimiliki manusia agar tercipta dunia yang indah, nyaman, dan tentram" tutur Gubernur.
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang juga hadir dan turut melakukan penandatanganan MoU, beliau mengajak kepada seluruh masyarakat Bantul agar menginternalisasikan filosofi sangkang paraning dumadi ini dalam kehidupan sehari-hari.
"Karenanya bagaimana kita, memaknai sangkang paraning dumadi ini dalam kehidupan kita sehari-hari" tutur Bupati.
Festival Pahargyan dihadiri kurang lebih 100 undangan terdiri dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah DIY, kepala dan perwakilan OPD dari seluruh DIY. Dalam Festival Pahargyan ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama daerah dengan daerah lain, perwakilan pemerintah Kabupaten Bantul, pemerintah Kota Yogyakarta, pemerintah Kabupaten Sleman, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul dan pemerintah Kabupaten Kulon Progo, serta 6 Kemantren dan Satu Kapanewon. (Fza)