Jika biasanya para pasukan di markas Kodim maupun Koramil di Kabupaten Bantul nampak terlihat mengenakan pakaian harian dinas yang identik dengan warna hijau, ada yang berbeda pada mereka pada Sabtu (4/11/2023). Para pasukan yang dikomandoi oleh Arif Hermad selaku Dandim 0729/Bantul ini berkumpul di depan Pasar Bantul dengan nuansa anyar. Tidak berlatih perang maupun pamer alutsista, melainkan alih peran jadi pemain kethoprak dengan alur cerita atau lakon Satriya.
“Tentara di Bantul ini memang istimewa. Jadi, selain tugas utamanya menjaga kedaulatan negara, tentara kita di Bantul juga malam ini berperan dalam menjaga budaya yang diekspresikan dengan pentas kethoprak,” tutur Kepala Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kabupaten Bantul, Nugroho Eko Setyanto, saat membuka acara.
Pentas kethoprak yang dinamai dengan kethoprak prajurit ini juga disambut sukacita oleh Wakil Bupati Bantul sekaligus sutradara dalam pementasan ini, Joko Purnomo. Menurutnya, sebagai tentara atau prajurit yang bertugas di wilayah Bantul, kethoprak prajurit turut menguatkan keistimewaan yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, hal ini membuktikan bahwa Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) di Bantul tak hanya bersinergi dalam pemerintahan, tapi juga sektor kebudayaan.
“Senang sekali bahwa tentara di Bantul turut berperan dalam menguatkan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini salah satu yang khas dari Forkopimda di Kabupaten Bantul ya. Jadi memang sinergi yang kami bangun itu masuk di beberapa sektor,” ujar Joko.
Kethoprak Prajurit ditampilkan begitu meriah. Semakin malam, volume penonton semakin bertambah, baik yang hadir langsung di lokasi maupun menyaksikan secara daring di kanal Bantul TV. Adegan-adegan yang dibawakan pun selalu geer, atau istilah klimaks yang pecah dan berhasil memancing tawa penonton. Sebab itu lah, pentas kethoprak dipilih karena bisa jadi media sosialisasi maupun edukasi yang menghibur dan lebih mudah diterima publik. (Els)
