Dengan tema “Bantul Bisa”, Festival Kuliner Mataraman 2024 kembali digelar, Sabtu (25/05/2024) di Pantai Baru Bantul. Gelaran yang merupakan agenda tahunan Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul atas dukungan Dana Keistimewaan (Danais) DIY ini digelar untuk memperkenalkan berbagai macam kuliner khas Bantul. Salah satunya kuliner yang juga masuk kedalam Warisan Budaya Takbenda (WBTb), yakni Mie Lethek.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, S.Sos., dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung visi misi Bupati dan Wakil Bupati, yakni pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul, berkarakter, dan berbudaya istimewa, pihaknya juga menggelar berbagai lomba untuk anak-anak sehingga dapat memberikan ruang bagi anak untuk berekspresi sekaligus memperkenalkan kuliner tradisional yang ada di Kabupaten Bantul.
Kwintarto melanjutkan, selain memperkenalkan kuliner-kuliner khas Bantul, dinas pariwisata juga bermaksud mencatatkan Rekor Sajian Mie Lethek Terbanyak di Dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Secara harafiah, mie lethek berarti kusam atau kotor karena terbuat dari campuran tepung tapioka dan gaplek (singkong kering). Mienya pun diolah secara tradisional menggunakan tenaga sapi untuk menggerakkan penggilingan.
“Pada kesempatan kali ini kita ingin memecahkan rekor MURI dengan menyajikan lebih dari 5000 porsi Mie Lethek kepada pengunjung,” tutur Kwintarto.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Paniradya Keistimewaan DIY, Aryati Luhur Tri Setyarini menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kuliner khas yang tersebar di setiap provinsi. Kuliner khas Indonesia selain memiliki cita rasa bergam, juga memiliki sejarah dan cerita dibaliknya yang menarik untuk diketahui.
“Akan tetapi seiring perkembangan zaman, minat masyarakat khususnya dikalangan anak muda terhadap kuliner khas indonesia banyak bergeser oleh kuliner daerah lain. Oleh karenanya, kami juga ingin mengenalkan kuliner khas Indonesia sejak dini. Salah satunya melalui Festival Kuliner Mataraman 2024 seperti ini,” ujar Aryati.
Aryati berharap, festival ini juga dapat mendukung perkembangan UMKM, kuliner dan pemulihan ekonomi masyarakat di Kabupaten Bantul terutama di sektor pariwisata, sehingga Dana Keistimewaan betul-betul bisa murakabi, migunani, dan mrantasi.
Sejalan dengan hal tersebut, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang secara langsung membuka Festival Kuliner Mataraman 2024 menuturkan Bantul terkenal dengan 3 kuliner utama, yaitu bakmi lethek, ingkung ayam, dan sate klathak. Ketiganya merupakan kuliner khas Kabupaten Bantul yang semakin dikenal, tidak hanya di DIY, tetapi juga di seluruh Indonesia. Buktinya setiap tamu yang datang ke Kabupaten Bantul selalu meminta diantar untuk mengunjungi salah satu dari 3 kuliner khas bantul tersebut.
“Oleh karenanya pada kesempatan ini, saya mengucapkan apresiasi kepada industri-industri maupun warung yang menjajakan kuliner khas Bantul, sehingga ekonomi di Kabupaten Bantul dapat terus tumbuh,” pungkas Bupati. (Ans)