Festival Karawitan 2024, Ajarkan Harmonisasi dalam Kehidupan

Sejumlah pengrawit dan sinden berbusana Jawa Mataraman nampak bersiap menuju panggung yang ada di Pendopo Manggala Parasamya Kompleks Pemda II Manding, Rabu (19/6/2024). Mereka adalah peserta Festival Karawitan se-Kabupaten Bantul tahun 2024 yang akan tampil bergantian.

“Untuk peserta, tahun ini setiap Kapanewon mengirimkan perwakilannya masing-masing. Syaratnya, pelaku seni yang didaftarkan beralamat di Kapanewon yang bersangkutan dan tampil menggunakan busana Jawa Mataraman,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana.

Festival Karawitan sendiri merupakan agenda rutin tahunan untuk meningkatkan kualitas program dan kegiatan pembinaan karawitan, serta penguatan identitas karawitan gaya Yogyakarta. Meski Festival ini juga dilombakan, namun sejatinya ada makna yang jauh lebih mendalam. Sebagaimana yang disampaikan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, saat membuka acara, Festival Karawitan mengajarkan nilai harmonisasi dalam kehidupan.

“Karawitan adalah salah satu seni adiluhung yang diwariskan dan terus kita lestarikan hingga saat ini. Dari karawitan, kita belajar soal harmonis, hidup selaras, tidak egois. Coba kalau dalam karawitan itu nggugu karepe dewe atau seenaknya sendiri, ya bubar jadinya,” tutur Halim. 

Selayaknya karawitan yang terdiri dari berbagai alat musik gamelan yang berbeda, begitu pula kita yang hidup sebagai individu dengan latar belakang yang berbeda pula. Sebab perbedaan adalah fitrah. Gong, saron, rebab, maupun alat musik gamelan lainnya, punya sifat dan karakteristik masing-masing. Namun semuanya dapat bersatu dan menciptakan keharmonisan yang apik.

“Itulah mengapa harmonis disebut pertama kali dalam visi Kabupaten Bantul. Karena memang harmonis itu penting sekali. Betapa pentingnya kerukunan di tengah banyaknya perbedaan. Karena kalau tidak rukun, ya tidak bisa jalan itu pembangunan,” imbuh Halim. (Els)

Berbagi:

Pos Terbaru :