Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul menggelar Gladi Lapangan Penanggulangan Bencana Tanah Longsor Kawasan Cagar Budaya Makam Raja Mataram Imogiri, di Balai Kalurahan Kedung Buweng, Minggu (30/06/2024). Acara yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk perangkat desa, FPRB, serta TNI dan Polri ini bertujuan untuk menguji dokumen rencana kontijensi tanah longsor, meningkatkan kapasitas aparatur dan masyarakat terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana, serta melakukan upaya pengurangan resiko bencana bersama masyarakat di kawasan rawan bencana secara mandiri.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris BPBD Kabupaten Bantul, Ribut Bimo Haryo Tejo, S.H. Selanjutnya, Ribut mrnyampaikan bahwa pada tahun 2023 BPBD Kabupaten Bantul telah menyusun kajian risiko bencana dan rencana kontijensi di kawasan Makam Raja Mataram Imogiri. Dari hasil kajian tersebut diketahui bahwa ancaman bencana di kawasan ini meliputi 5 ancaman bencana, yaitu gempa bumi, tanah longsor, kebakaran lahan, cuaca ekstrem/angin kencang, dan banjir.
“Bencana tersebut mengancam 16 dusun di 3 Kalurahan, yaitu Kalurahan Wukirsari, Kalurahan Imogiri, dan Kalurahan Girirejo,” ujar Ribut.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang turut hadir dalam acara tersebut menuturkan Kabupaten Bantul adalah salah satu daerah yang kerap dilanda bencana, sehingga kegiatan simulasi bencana seperti hari ini ibarat belajar sebelum menghadapi ujian. Simulasi bencana seperti hari ini bertujuan untuk membiasakan masyarakat jika terjadi bencana.
“Kebudayaan gotong royong di Kabupaten Bantul harus terus dilestarikan karena yang dibutuhkan saat terjadi bencana adalah gotong royong,” tegas Bupati.
Bupati juga menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bantul sangat serius dalam urusan bencana ini. Salah satunya dengan menyelenggarakan gladi kebencanaan hingga relokasi warga yang ada di titik rawan bencana.
“Solidaritas kemanusiaan harus terus kita pupuk karena Pancasila mengajarkan hal tersebut, karena agama apapun mengajarkan kemanusiaan,” tandas Bupati.